Kedua pemain, Xhaka dan Shaqiri adalah orang Albania dari Kosovo. Sehingga selebrasi tersebut dianggap menyindir tindakan keras Serbia terhadap populasi Albania. Insiden itu terhenti berkat intervensi militer NATO pada 1999.
Setelah mencetak gol, mereka membuat gerakan elang dalam simbol bendera Albania. Selebrasi tersebut kemudian menyulut emosi para pendukung Serbia yang balas mencemooh kedua bintang Swiss itu.
Dalam sebuah pernyataan, FIFA mengatakan komite disiplin telah membuka persidangan untuk menginvestigasi selebrasi Xhaka dan Shaqiri. Selain itu mereka juga akan melakukan investigasi terhadap suporter Serbia.Klik di sini: Timnas Indonesia U-23 Bakal Jalani TC Pamungkas
"Dalam kaitannya dengan pertandingan yang sama, investigasi juga terkait federasi sepak bola Serbia karena ulah fans Serbia dan tampilan pesan politik dan ofensif mereka."
"Selanjutnya, penyelidikan awal telah dibuka terhadap pelatih tim nasional Serbia, Mladen Krstajic, untuk pernyataan yang diduga dibuat setelah pertandingan tersebut."
Tidak jelas apa yang dimaksud FIFA dengan menyelediki Krstajic juga. Tetapi dalam komentarnya kepada wartawan pada Sabtu 23 Juni, Krstajic mengatakan tentang wasit pertandingan.Klik di sini: Milla Belum Putuskan Skuat Akhir Timnas U-23 untuk Asian Games 2018
"Saya tidak akan memberinya kartu kuning atau merah, saya akan mengirimnya ke Den Haag. Kemudian mereka bisa mengadilinya, seperti yang mereka lakukan pada kami," ujar Krstajic.
Serbia menuduh FIFA melakukan 'Perampokan Brutal' di Piala dunia karena membiarkan selebrasi 'Elang Ganda' guna memprovokasi para pendukung Serbia.
Granit Xhaka ????#WorldCupGOT @Hyundai_Global
— FIFA World Cup ???? (@FIFAWorldCup) 22 Juni 2018
???? Highlights ???? https://t.co/LOdKDX2Cwn
???? TV listings ???? https://t.co/xliHcxWvEO pic.twitter.com/FJg7lBXgVj
Selepas pertandingan pelatih Swiss kelahiran Bosnia, Vladimir Petkovic membantah anak asuhnya melakukan selebrasi provokatif.
"Anda tidak boleh mencampur sepakbola dan politik. Sangat penting untuk menjadi penggemar, dan untuk memberi penghormatan. Ini adalah suasana yang indah dan itulah dukungan yang harus dilakukan," terangnya.
Sekadar info, ayah Xhaka menghabiskan tiga setengah tahun hidup sebagai tahanan politik di Yugoslavia. Sementara Shaqiri lahir di Yogoslavia sebelum hijrah ke Swiss.
"Itu hanya emosi. Saya sangat senang untuk mencetak gol tersebut. Tidak lebih. Saya pikir kami tidak perlu membicarakan hal itu sekarang," tutur Shaqiri.
Argentina Masih Berpeluang Lolos Grup D
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(FIR)
    
                            
								
								
								
								
								
								
								
								
								
								
	
			        
			            