medcom.id: Insiden selebrasi yang merengut nyawa pesepakbola di Mizoram Premier League India mendapat sorotan dunia. Kasus ini bisa menjadi pintu masuk untuk FIFA mengubah peraturan pertandingan terkait aksi selebrasi pemain saat merayakan gol.
Peter Biaksangzuala, pemain klub Bethlehem Vengthlang FC, cedera serius terakibat melakukan salto usai mencetak gol ke gawang Chanmari Barat FC, Selasa pekan lalu. Setelah sempat menjalani perawatan, Peter mengembuskan nafas terakhir Minggu 19 Oktober.
Kejadian ini memunculkan wacana untuk memperketat aturan selebrasi. Namun, FIFA mengatakan bahwa penilaian tentang selebrasi yang membahayakan harus dilakukan oleh International Football Association Board (IFAB).
"Ini tragedi dan kami sangat memerhatikan insiden ini," ujar FIFA dalam keterangan resminya kepada Reuters. "Ini tanggung jawab IFAB untuk mengamandemen aturan dalam Law of the Game," sambung pernyataan itu. (Baca: Tragis Pesepakbola Meninggal Usai Rayakan Gol)
FIFA menambahkan federasi sepakbola tingkat negara bisa mengajukan perubahan peraturan, dan pengajuan itu sebaiknya dilakukan sebelum pertemuan tahunan IFAB, 1 Desember.
Selama ini, memang belum ada peraturan tegas mengenai selebrasi berbahaya seperti salto. Larangan hanya dilakukan oleh sejumlah pelatih. FIFA selama ini hanya menerapkan hukuman kartu kuning bagi pemain yang membuka baju. Biasanya aksi itu mereka lakukan saat selebrasi.
Aksi lain seperti menutup wajah dengan topeng, melakukan gerakan tubuh yang provokatif dan memanjat pagar pemisah juga termasuk dalam pelanggaran.
FIFA, dalam peraturannya, memperbolehkan pemain untuk merayakan golnya, tetapi selebrasi tidak boleh berlebihan. Wasit pun diharuskan menyudahi selebrasi bila para pemain melakukan koreografi yang memakan waktu.(torontosun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(FIT)
