medcom.id, Jakarta: Tersingkirnya Barcelona usai dikalahkan Atletico Madrid di babak perempat final Liga Champions 2015--2016, dini hari kemarin, seakan mempertegas adanya "kutukan" di Liga Champions.
Barca adalah korban teranyar kutukan juara Liga Champions. Klub berjuluk Blaugrana ini mengikuti jejak tim-tim lain yang sebelumnya juga gagal mempertahankan gelar juara di era Liga Champions.
Barca yang menyandang predikat jawara musim lalu tidak berdaya menghadapi kutukan tersebut lantaran kalah 0-2 di Vicente Calderon pada leg kedua babak perempat final. Barca yang menang 2-1 pada leg pertama, harus tersingkir lantaran kalah agregat 2-3.
Kutukan juara ini mulai eksis saat kompetisi paling elite benua biru berganti nama dari Piala Eropa menjadi Liga Champions pada tahun 1992. Sudah ada 24 tim mencoba memecahkan kutukan tersebut, namun semuanya gagal.
Musim ini, Barca sebenarnya punya kans besar untuk memecahkan rekor tersebut. Penampilan ciamik mereka sejak penyisihan grup hingga babak 16 besar menjadi tolok ukurnya. Barca tidak terkalahkan sejak penyisihan grup hingga menjejakkan kakinya di perempat final.
Masuk ke babak delapan besar saat mereka dipertemukan dengan Atletico, Barca juga cukup percaya diri lantaran mereka memiliki rekor tidak kalah dari Atletico dalam 11 pertemuan terrakhir.
Mereka juga tidak pernah gagal mencetak gol di pertandingan Liga Champions sejak April 2014, dan berhasil memenangi leg pertama di Camp Nou dengan skor 2-1.
Pada leg kedua di Vicente Calderon, Barca juga sukses mendominasi laga dengan penguasaan bola sebanyak 76 persen. Namun, anehnya gol tidak kunjung datang. Seakan "kutukan" itu memang benar-benar ada, Atletico yang hanya memiliki 24 persen penguasaan bola berhasil mencetak dua gol lewat Antoine Griezmann dan membuat Barca gigit jari.
"Saya rasa, sulit untuk menjuarai Liga Champions saat ini karena sekarang Liga Champions semakin kompetitif jika dibandingkan tahun lalu," tutur Carlo Ancelotti, pelatih yang sukses memenangi trofi Liga Champions bersama tiga klub berbeda.
"Ketika (AC Milan) memenanginya secara beruntun pada 1989 dan 1990, tidak banyak pertandingan yang harus dimainkan untuk mencapai final, juga tidak terlalu banyak tim pesertanya," lanjutnya.
Barca jadi klub yang paling banyak terkena kutukan ini. Betapa tidak, sejak pertama kali jadi juara saat format baru berubah ke Liga Champions, Barca sudah lima kali jadi juara. Namun, di lima kesempatan itu, mereka selalu gagal mempertahankan statusnya sebagai juara.
AC Milan, Ajax Amsterdam, Juventus jadi klub yang nyaris mengakhiri kutukan tersebut. Pasalnya, mereka berhasil menjejakkan kakinya hingga final, namun pada akhirnya harus puas jadi runner-up.
Berikut daftar korban kutukan Liga Champions:
1992--1993: BARCELONA (menang 1-0 vs Sampdoria)
1993--1993: MARSEILLE (menang 1-0 vs AC Milan)
1994--1995: AJAX AMSTERDAM (menang 1-0 vs AC Milan)
1995--1996: JUVENTUS (menang adu penalti 4-2 (1-1) vs Ajax)
1996--1997: BORUSSIA DORTMUND (menang 3-1 vs Juventus)
1997--1998: REAL MADRI (menang 1-0 vs Juventus)
1998--1999: MANCHESTER UNITED (menang 2-1 vs Bayern Muenchen)
1999--2000: REAL MADRID (menang 3-0 vs Valencia)
2000--2001: BAYERN MUENCHEN (menang adu penalti 5-4 (1-1) vs Valencia)
2001--2002: REAL MADRID (menang 2-1 vs Bayer Leverkusen)
2002--2003: AC MILAN (menang adu penalti 3-2 (0-0) vs Juventus)
2003--2004: FC PORTO (menang 3-0 vs AS Monaco)
2004--2005: LIVERPOOL (menang adu penalti 3-2 (3-3) vs AC Milan)
2005--2006: BARCELONA (menang 2-1 vs Arsenal)
2006--2007: AC MILAN (menang 2-1 vs Liverpool)
2007--2008: MANCHESTER UNITED (menang adu penalti 6-5 (1-1) vs Chelsea)
2008--2009: BARCELONA (menang 2-0 vs Manchester United)
2009--2010: INTER MILAN (menang 2-0 vs Bayern Muenchen)
2010--2011: BARCELONA (menang 3-1 vs Manchester United)
2011--2012: CHELSEA (menang adu penalti 4-3 (1-1) vs Bayern Muenchen)
2012--2013: BAYERN MUENCHEN (menang 2-1 vs Borussia Dortmund)
2013--2014: REAL MADRID (menang 4-1 (1-1 extra time) vs Atletico Madrid
2014--2015: BARCELONA (menang 3-1 vs Juventus)
2015--2016:...????
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ACF)