\ Rangkaian Cerita Comeback Heroik pada Leg 2 Liga Champions
Laga Deportivo La Coruna vs AC Milan (Foto: FourFour Two)
Laga Deportivo La Coruna vs AC Milan (Foto: FourFour Two)

Jelang Leg 2 Liga Champions 2016--2017

Rangkaian Cerita Comeback Heroik pada Leg 2 Liga Champions

Bola liga champions 2016--2017
A. Firdaus • 07 Maret 2017 18:43
medcom.id, Jakarta: Babak 16-Besar Liga Champions akan memasuki leg kedua. Klub-klub yang mengalami kekalahan pada leg pertama tentunya berharap bisa mengubah nasib.
 
Jurnalis Four-Four Two, Charles Ducksbury, sempat berujar, "Anda tidak boleh terpukul setelah menjalani leg pertama yang buruk." Perkataan itu bisa menjadi pelecut para klub Eropa yang punya modal mengecewakan untuk melakoni leg kedua Liga Champions.
 
Klub-klub seperti Barcelona, Napoli, Arsenal, dan Leicester City mengalami hasil kurang baik saat bermain pada leg pertama. Barcelona bahkan wajib mencetak lima gol tanpa balas ketika menjamu Paris Saint-Germain di Camp Nou jika ingin lolos ke perempat final.

Klik di sini:Enrique Yakin Barcelona Bisa Comeback

Kewajiban itu tak lepas dari hasil mengecewakan yang mereka dapat pada leg pertama di Parc des Princes. Saat itu, Lionel Messi dkk kalah 0-4 dari PSG.
  Barca punya misi sulit, yakni menang dengan skor 5-0 atau lebih pada pertemuan kedua. Tugas yang tidak mustahil. Apalagi, ada banyak kontestan Liga Champions yang bisa tetap lolos walau kalah telak pada leg 1.
 
Berikut beberapa cerita comeback terhebat yang terjadi di Liga Champions:
 
2003--2014: Deportivo La Coruna vs AC Milan (1-4, 4-0)
"Untuk pertama dan hanya sekali dalam hidup saya, saya bertanya-tanya apakah lawan saya memiliki sesuatu." kata Andrea Pirlo setelah Milan tersingkir dari Liga Champions musim 2003--2004.
 
Setelah menang 4-1 di San Siro, Milan justru terkapar markas Deportivo La Coruna, Stadion Riazor. Gol yang dicetak oleh Walter Pandiani, Juan Carlos Valeron, Albert Luque dan Fran mengantar Deportivo lolos ke babak selanjutnya usai menang agregat 5-4.
 
Hasil spektakuler ini membuat pelatih Super Depor, Javier Irureta memenuhi nazar sebelum pertandingan. Ia ingin melakukan perjalanan 35 mil untuk berziarah ke kuil Katolik di Santiago de Compostela, jika La Coruna lolos dan menang agregat dari Milan.
 
Sebenarnya Irureta tidak memenuhi nazar secara 100 persen. Sebab janji aslinya adalah menempuh 35 mil dengan lututnya.
 

 
2003--2004: AS Monaco vs Real Madrid (2-4, 3-1)
Real Madrid memutuskan meminjamkan Fernando Morientes ke Monaco pada awal musim 2003--2004. Sial bagi Madrid. Morientes justru menjadi sosok yang menghempaskan Madrid dari Liga Champions pada saat itu.
 
Morientes mencetak gol tandang ketika Monaco kalah 2-4 di Bernabeu. Setelah itu, Morientes kembali menaklukkan Iker Casillas pada leg kedua. Ditambah dua gol dari Ludovic Giuly, Monaco akhirnya menang agregat gol tandang.
 

 
1995--1996: Ajax vs Panathinaikos (0-1, 3-0)
 
Sekira 70 ribu pendukung Panathinaikos berharap bisa datang ke venue final Liga Champions di Olympic Stadium, Athena, setelah gol tunggal yang dilesakkan Krzysztof Warzycha ke gawang Ajax Amsterdam pada leg 1 semifinal.
 
Sayang harapan itu pupus. Pasukan muda Louis van Gaal membalikkan keadaan dengan menang 3-0 pada leg kedua. Dua gol Jari Litmanen dan sebiji gol dari Nordin Wooter membuat Panathinaikos tersingkir.
 
Namun performa heroik Ajax tidak berlanjut di final. Mereka harus mengakui keunggulan Juventus kala itu. Ajax takluk lewat drama adu penalti dengan skor 4-2. Penalti harus dilakukan kedua tim bermain imbang 1-1 pada waktu normal dan tambahan 2 x 15 menit.
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(HIL)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif