Akibat kejadian itu, body double atau pemeran pengganti Demian, Edison Wardhana terluka. Edison belum sempat keluar dari sebuah peti yang dijatuhkan ke sederet tonggak besi dalam trik berjuluk Death Drop itu.
.jpg)
Demian Aditya. MI
Beberapa bulan sebelumnya, nama Demian sempat menjadi perbincangan kala ia berkompetisi di ajang pencarian bakat internasional America’s Got Talent 2017. Saat itu, aksi Death Drop yang ditampilkannya juga mengalami kegagalan. Peti yang seharusnya jatuh di atas tombak berapi, tersangkut. Ya. Dua kali Demian salah memperhitungkan teknik dalam trik yang sama. Pertama, di stasiun televisi internasional dengan peti yang tersangkut. Kedua, dalam sebuah program di televisi swasta nasional, jatuhnya peti terlampau cepat.
Namun, kesalahan Demian di kali kedua ini menciptakan ‘dosa’ ganda. Pertama, trik sulapnya terbongkar; ternyata menggunakan body double. Kedua, aksi itu memakan korban dan terekspos media massa.
Kendati banyak perdebatan ihwal kegagalan Demian, namun sebagian orang masih memberikan sentimen positif kepadanya. Dia pernah membawa nama Indonesia ke kancah dunia.
.jpg)
Kru dan asiten Demian menyelamatkan Edison dari peti 'Death Drop', dalam program siaran langsung di sebuah televisi swasta, Rabu, 29 November 2017.
Di Indonesia sendiri sulap bukanlah barang baru. Beragam acara sulap hingga ajang kompetisinya pernah mengisi layar kaca. Selain Demian, pesulap lain pun bermunculan dengan beragam aliran dan mewarnai dunia pekerja misteri di negeri ini.
Beberapa aliran sulap yang terkenal di antaranya mentalist, illusionist, classic magic, hipnotist, fakir, dan escapology. Selain itu, ada pula aliran mathemagic, close up magic, pick pocket, high tech illusionist, dan cardician.
Denny Darko, peraih gelar Runner-up dalam kompetisi pesulap tahun 2009 mengatakan, ragam aliran sulap tersebut justru mengikis persaingan antara pesulap profesional.
“Kalau dibilang persaingan itu kompetisinya tidak terlalu intens karena semua orang punya spesialisasinya masing-masing, kaya aktor,’ jelas Denny saat dihubungi medcom.id, Rabu 6 November 2017.
.jpg)
Asisten pesulap
Seorang pesulap yang beraksi menggunakan alat umumnya dibantu oleh asisten. Semakin profesional seorang pesulap, semakin banyak asisten yang dimiliki untuk mendukung kelancaran aksinya.
Denny menjelaskan, di atas panggung, pesulap adalah pemeran utama. Berakting di depan alat seolah memiliki kekuatan khusus, dan apa yang terjadi pada alat karena kekuatan supranatural.
Padahal, semua hal itu adalah teknik yang diperhitungkan dan dieksekusi oleh asisten. Menurut Denny, asisten membantu sekitar 70 hingga 80 persen proses tersebut, seperti menarik alat ke atas panggung, menekan tombol, hingga tata cahaya.
“Pasti ada asisten, nggak mungkin bisa tanpa asisten. Kecuali pertunjukan sulap yang close up,” ungkap Denny.
.jpg)
Denny Darko
Selain asisten, beberapa pesulap juga memiliki pemeran pengganti atau body double saat atraksi menantang. Tugasnya menggantikan posisi pesulap di waktu kritis. Risikonya tinggi.
“Asisten itu tidak ada bahayanya, yang bahaya adalah body double,” jelas Denny.
Hal ini diamini pekerja misteri beraliran hipnotis, Rommy Rafael. Dia mengatakan, keselamatan seorang body double harus diutamakan dan penggunaannya ditempatkan sesuai aliran pesulap.
Ia mencontohkan, legenda dunia Harry Houdini, seorang pesulap yang ahli meloloskan diri dari maut alias escape artist. Houdini, jelas Romy, bisa disebut seorang escapist, tidak menggunakan body double.
Maksudnya, jika seorang pesulap yang memainkan trik meloloskan diri dengan body double, berarti ia bukan lagi escapist, melainkan illusionist dengan trik transposisi. Bukan lagi seni meloloskan diri.
“Harusnya kalau mau berbahaya enggak usah pakai body double, ya (pesulapnya) sendiri, atau pakai robot, animatronik. Jadi menggunakan alat,” beber Romy di Jakarta Selatan, Rabu, 6 November 2017.
.jpg)
Romy Rafael.
Memasyarakatkan sulap
Mengenalkan sulap ke masyarakat bukanlah perkara mudah. Di Indonesia, sulap berkembang sekitar abad ke-19. Di masa itu, seni sulap memiliki sedikit peminat karena harga alat yang mahal. Alhasil, sulap pun perlahan memudar.
Di tahun 1990, sulap Indonesia mulai terdengar lagi berkat kehadiran Andry Manan. Pada 1999, muncul Deddy Corbuzier yang beraliran mentalis, kemudian diikuti oleh kehadiran Romy Rafael, beraliran hipnotis.
Deddy dan Romy juga pernah menjadi juri ajang pencarian bakat pesulap di stasiun televisi swasta tahun 2009 hingga 2012.

Deddy Corbuzier
Romy menilai, banyak kesalahpahaman mengenai hipnotis di Indonesia, termasuk acara hiburan yang mengatasnamakan hipnotis.
“Dulu sempat bagus apa yang saya bawa hipnotis dan hipnoterapi, sampai ada acara televisi yang mengeluarkan unek-unek. Akhirnya namanya jadi jelek lagi, padahal dulu bagus,” keluhnya.
Awalnya, Romy berpikir gimik semacam itu bisa merusak makna hipnotis. Namun, kini ia menyerahkan semua penilaian kepada masyarakat. “Akhirnya orang yang menganggap itu sungguhan, bukan target market saya,” tambah dia.
Romy juga menilai, kebanyakan pesulap di Indonesia beraksi untuk menghibur. Hal ini menjadi pembeda di antara para pekerja misteri.
“Beda visi saja. Kalau mereka untuk hiburan, kalau saya lebih untuk membantu orang, untuk terapi,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News