Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (Medcom.id).
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (Medcom.id).

Kala Megawati Menepuk-nepuk Dada

Medcom Files megawati kongres pdip
M Rodhi Aulia • 09 Agustus 2019 20:19
MEGAWATI Soekarnoputri pasrah. Ia sudah meminta baik-baik agar Prabowo Subianto bisa menghadiri pembukaan Kongres ke-V PDI Perjuangan di Bali, Kamis 8 Agustus 2019.
 
Ketua Umum PDIP ini juga sudah membayangkan jika Prabowo akan berhalangan hadir. Ia sudah menyiapkan mental, jika undangan khusus itu--diabaikan Ketua Umum Partai Gerindra.
 
Megawati tak punya kuasa memaksa Prabowo. Apalagi Prabowo sempat menjadi lawan tempurnya di Pemilu Serentak 2019. Pertempuran yang diakui Megawati, hampir mengoyak persatuan bangsa.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


 
Tak dinyana, Prabowo muncul di arena kongres. Megawati merasa senang. Ia menilai kehadiran Prabowo menghangatkan suasana kongres. Menurut Megawati, banyak pihak yang meminta untuk diundang dalam pembukaan kongres. Megawati jadi kebingungan. Ia pun diberondong sejumlah protes karena tidak bisa mengundang pihak-pihak tertentu. Tapi, Megawati merasakan sensasi tersendiri.
 
"Enak loh. Gini Loh, To (Hasto Kristiyanto/Sekjen PDIP) kalau jadi pemenang terus, semua orang mau merapat. Yang tidak kenal sama saya saja senyum manis. Salaman. Kalau dulu mana mau," kata Megawati saat berpidato.
 
Megawati sekilas tampak memperlakukan Prabowo secara spesial. Bahkan Megawati sempat berujar agar Prabowo bisa mendekati dirinya, suatu hari nanti.
 
"Mas Bowo, makanya kalau nanti, ya enggak tahu dong, tolong deket-deketin saya ya," ujar Megawati yang memancing tepuk tangan nan riuh dari hadirin.
 
Sayangnya, Megawati tidak menjelaskan maksud permintaan untuk didekati khusus oleh Prabowo. Ia hanya terkekeh dan menepuk-nepuk dadanya.
 

Kala Megawati Menepuk-nepuk Dada
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat berpidato pada Kongres PDIP di Bali. (Medcom.id).
 

Menunjukkan dominasi

Analis Politik Exposit Strategic, Arif Susanto menilai Megawati menilai kehadiran Prabowo dalam Kongres V PDIP iti menegaskan kelenturan komunikasi politik Megawati. Setelah sebelumnya mereka bertemu dalam suasana informal di kediaman Megawati.
 
Hal ini juga menyambungkan kembali konektivitas politik keduanya yang menguat saat Pemilu 2009 dan Pilkada Jakarta 2012, tetapi merenggang saat Pemilu 2014 dan 2019 serta Pilkada Jakarta 2017.
 
Kelenturan tersebut, lanjut Arif, berperan bukan hanya untuk menggandeng beragam kawan koalisi, melainkan pula untuk melunakkan resistensi politik lawan. Berada dalam lingkup ideologi politik nasionalis yang serupa, relasi Megawati dan Prabowo juga dapat menemukan titik cairnya di tengah kebekuan politik terdampak kontestasi elektoral yang keras dan kompetitif.
 
"Jika kini Megawati memberi sinyal agar Prabowo mendekat, hal ini pertama-tama menegaskan posisi dominan Megawati di atas semua elite politik," kata Arif kepada Medcom Files, Jumat 9 Agustus 2019.
 

Kala Megawati Menepuk-nepuk Dada
Analis Politik Exposit Strategic, Arif Susanto. (Medcom.id/Arga Sumantri).
 

Arif menambahkan, sinyal Megawati itu merupakan bagian strategi untuk melunakkan lawan sekaligus menaikkan posisi tawar lewat distribusi kuasa. Secara tidak langsung, sinyal serupa sesungguhnya tengah dikirimkan Megawati kepada elite anggota koalisi.
 
Di tengah masih belum terangnya konfigurasi politik di parlemen maupun di pemerintahan, kata dia, kemungkinan-kemungkinan pemodelan ulang bangunan koalisi masih terbuka. Namun, perluasan jangkauan koalisi tidak akan dengan serta-merta mampu memperkuat soliditas kekuasaan.
 
"Meskipun mampu menjawab tantangan jangka pendek, perluasan koalisi mungkin akan memberi beban tambahan bagi Jokowi untuk menghadirkan pemerintahan efektif dalam jangka lebih panjang," beber dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WAN)
LEAVE A COMMENT
LOADING
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan