[Cek Fakta] Video Warga Tak Sadar saat Tsunami Datang? Begini Faktanya

Beredar sebuah video yang memperlihatkan kerumunan orang berada di pesisi pantai menyaksikan gelombang besar yang mengarah ke daratan. Disebutkan, warga tak menyadari gelombang tsunami menghampiri mereka.
 
Akun Facebook Alvin Gaming membagikan video itu pada Sabtu, 15 Januari 2021. Pada video, akun itu menambahkan narasi sebagai berikut:

"Orang- orang ini malah santai dan merekam, Dikira ombak biasa yang datang, Siapa sangka Tsunami, Lihat yang terjadi?

Benarkah? Berikut cek faktanya.
 


 

Penelusuran:
Dari hasil penelusuran, klaim pada video yang beredar memperlihatkan gelombang tsunami adalah salah. Faktanya, bukan tsunami, tapi gelombang air pada video tersebut adalah gelombang Bono bagian dari fenomena tidal bore. Video aslinya diunggah kanal YouTube Licet Studios berjudul 'TSUNAMI-LIKE WAVES' Hit Village in Indonesia (Tidal Bore) | Kampar River (Sumatra). Meskipun judul video menggunakan kata "Tsunami" namun itu bukan makna sebenarnya. Kata "Tsunami" dipilih untuk menjelaskan gelombang besar mirip tsunami bernama "Bono" bagian dari fenomena Tidal Bore.
 
Pada deskripsi video itu dijelaskan, fenomena Tidal Bore adalah peristiwa pasang surut di mana air pasang yang masuk membentuk gelombang air yang bergerak ke atas melawan arah arus sungai atau teluk. Tidal Bore hanya terjadi di beberapa lokasi di seluruh dunia dengan kisaran pasang surut yang besar. Beberapa lokasi yang paling terkenal untuk gelombang ini adalah Sungai Kampar di Indonesia (terlihat dalam video) dan Sungai Qiantang di Tiongkok, di mana gelombang pasang terbesar di dunia mencapai ketinggian hingga 9 meter.
 
Gelombang Bono tidak hanya satu, tetapi serangkaian beberapa gelombang. Meskipun berselancar di ombak Bono bisa sangat sulit karena arus yang ekstrim dan sejumlah besar lumpur yang terbawa oleh ombak (selain buaya), tempat ini tetap menjadi tujuan populer bagi para peselancar dari seluruh dunia. Bono sangat kuat jika sebelumnya ada hujan deras, jadi terutama di musim hujan.
 


 

Pula, dilansir Medcom.id, Pemerinta setempat rutin mengadakan Festival Bekudo Bono, yank berselancar di atas gelombang bono. Pamor Gelombang Bono makin mendunia. Di festival ini, tiap tahun kerap terjadi pemecahan rekor dari peselancar dunia. Gelombang bono tidak terjadi setiap waktu, ombak bono terbesar terjadi pada bulan Maret.
 
Kepala Dinas Pariwisata Budaya Kepemudaan dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Pelalawan saat itu, Andi Yuliandri mengatakan, ganasnya ombak Bono terjadi ketika bulan penuh (purnama).
 
"Di saat itulah gelombang Bono akan menjadi sempurna. Kami sudah berkoordinasi dengan Kadis Pariwisata Propinsi Riau. Karena waktunya bulan depan, kita tentunya harus matangkan persiapan. ‎Bagaimana nanti teknis pelaksanaannya tentu kita akan koordinasi karena pasti akan banyak wisatawan mancanegara yang hadir dan nyebrang ke sini," ujarnya.
 
Wisata gelombang Bono saat ini semakin dikenal para pesurfer lokal maupun dunia. Menpar Arief Yahya menyebut, Bono ini paling cepat dari potensi atraksi wisata Riau yang bisa dipasarkan ke mancanegara. Betapa tidak, selancar yang biasanya dilakukan di pantai-pantai seperti Bali, Hawaii atau tempat tempat berselancar terkenal lainnya, tapi ini berselancar di sebuah sungai bernama Kampar.
 

Kesimpulan:
Klaim pada video yang beredar memperlihatkan gelombang tsunami adalah salah. Faktanya, bukan Tsunami, tapi gelombang air pada video tersebut adalah gelombang Bono bagian dari fenomena tidal bore.
 
Informasi ini jenis hoaks false context (konteks keliru). False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.
 


 

Referensi:
https://www.youtube.com/watch?v=pKd0PCI6Sx4
https://www.medcom.id/olahraga/sportslainnya/JKRRpQ7K-mari-berselancar-di-muara-sungai-kampar
 

*Kami sangat senang dan berterima kasih jika Anda menemukan informasi terindikasi hoaks atau memiliki sanggahan terhadap hasil pemeriksaan fakta, kemudian melaporkannya melalui surel cekfakta@medcom.id atau WA/SMS ke nomor 082113322016
 


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News