Direktur Jenderal Administrasi (Industri Digital) Kementerian Urusan Digital (MoDA) Taiwan, Jiunn Shiow Lin (kedua dari kanan) dan Wakil Wali Kota Kaohsiung Charles Lin (kedua dari kiri). Medcom.id/Renatha Swasty
Direktur Jenderal Administrasi (Industri Digital) Kementerian Urusan Digital (MoDA) Taiwan, Jiunn Shiow Lin (kedua dari kanan) dan Wakil Wali Kota Kaohsiung Charles Lin (kedua dari kiri). Medcom.id/Renatha Swasty

Penggunaan AI Makin Masif, Taiwan Pede Privasi Data Terjamin

Renatha Swasty • 19 Maret 2025 10:03
Taipei: Gencarnya penggunaan Artificial Intelligence (AI) membuat meningkatnya kekhawatiran terkait keamanan siber dan privasi data. Pemerintah Taiwan memahami betul hal ini seriring makin masifnya penggunaan AI dalam sejumlah proyek pemerintahan.
 
Direktur Jenderal Administrasi (Industri Digital) Kementerian Urusan Digital (MoDA) Taiwan, Jiunn Shiow Lin, menegaskan Taiwan sangat serius pada keamanan data. Pihaknya memiliki sejumlah undang-undang perlindungan data.
 
"Saya pikir teknologi Taiwan, privasi data, dan keamanan data sangat serius. Kami mungkin memiliki undang-undang perlindungan data pribadi yang paling ketat," kata Lin dalam konferensi pers Smart City Summit and Expo (SCSE) 2025 di Taipei Nangang Exhibition Center, Selasa, 18 Maret 2025.

Dia mengungkapkan saat ini pihaknya juga tengah memprakarsai dua undang-undang. Pertama, mendorong data pribadi tanpa informasi pribadi.
 
Kedua, apabila ingin menggunakan data pribadi perlu menerapkan teknologi peningkatan privasi yang disempurnakan. "Sekarang kami, departemen lain di kementerian saya, sedang melakukan hal ini, yaitu mereka memprakarsai dua peran untuk mendorong penggunaan informasi tentang data pribadi," tutur dia.
 
Wakil Wali Kota Kaohsiung Charles Lin menyebut ada tiga hal terkait keamanan siber dan privasi data dalam penggunaan AI. Kaohsiung menjadi yang terdepan dalam inovasi kota pintar, mengintegrasikan 5G, AI, dan big data untuk menciptakan layanan publik yang efisien, infrastruktur berkelanjutan, dan sistem perawatan kesehatan yang lebih baik.
 

Dia menuturkan menurut kebijakan nasional, semua lembaga di pemerintah pusat serta pemerintah daerah, harus memiliki kebijakan keamanan siber. "Kami benar-benar melakukan banyak upaya dalam hal ini," beber dia.
 
Hal ini pula yang mendorong Pemerintah Kota Kaohsiung ingin memiliki platform generatif AI tingkat lokal. Platform ini akan menjadi tren generatif AI untuk mengintegrasikan beragam sumber data, termasuk pengawasan lintas departemen dan data IOT.
 
"Kami tidak menggunakan ensiklopedia seperti Deepsea. Tapi kita harus memiliki platform yang dihasilkan AI yang kita tunjukkan bersama," tutur dia.
 
Dia menyebut ini akan membuat keamanan siber jauh lebih baik karena bersifat lokal, terlokalisasi, dan pemerintah daerah yang akan mengelolanya.
 
Ketiga, yang juga penting adalah kemampuan gubernur. Sebab, harus meminta semua departemen untuk berbagi dan membuka semua data. Meski begitu, tetap harus ada kamera kepolisian, kamera transportasi, IoT, dan AI.
 
"Jadi kami menyatukannya sebagai generatif AI. Ke depan itu akan mengamankan keamanan siber dengan sangat baik," tutur Lin.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan