Pembukaan Smart City Summit and Expo (SCSE) 2025. Medcom.id/Renatha Swasty
Pembukaan Smart City Summit and Expo (SCSE) 2025. Medcom.id/Renatha Swasty

Smart City Summit and Expo 2025 Resmi Dibuka, Transformasi AI untuk Peningkatan Hidup Masyarakat

Renatha Swasty • 18 Maret 2025 14:32
Taiwan: Pameran kota pintar terbesar di Asia Pasifik, Smart City Summit and Expo (SCSE) 2025 resmi dibuka, Selasa, 18 Maret 2025 di Taipei Nangang Exhibition Center. Tahun ini, acara menekankan pada transformasi AI untuk peningkatan hidup masyarakat.
 
Acara digelar di dua kota di Taiwan sebagai representatif, yakni Taipei pada 18-21 Maret 2025 dan Kaohsiung pada 20-22 Maret 2025. SCSE 2025 akan memfasilitasi kolaborasi antarkota, menghubungkan pembuat kebijakan, bisnis, dan inovator untuk mendorong keberlanjutan, integrasi AI dan tata kelola digital.
 
Wakil Menteri Dewan Pembangunan Nasional, Shien Quey Kao, mengatakan Taipei dan Kaohsiung telah menggunakan AI untuk meningkatkan kualitas kehidupan warga. Dia menyebut untuk mendukung ini diperlukan keterlibatan perusahaan swasta yang memiliki solusi untuk penghematan energi, energi terbarukan, dan perumahan. Di Taiwan, lebih dari 500 perusahaan swasta dilibatkan untuk mencari solusi ini.

"Kedua faktor ini adalah faktor kunci dalam mempromosikan kesetaraan dan hubungan yang telah terbenerbentuk sebelumnya antara Taiwan dan seluruh dunia," kata Shien saat memberikan sambutan dalam pembukaan acara pembukaan, Selasa, 18 Maret 2025.
 
Lebih penting lagi, kata dia, solusi cerdas ini mesti memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas hidup semua penduduk. Dia berharap melalui acara ini, Taiwan dapat menjadi contoh dan mempromosikan pembangunan ekonomi di kota seluruh dunia.
 
"Melalui kerja sama dan pertukaran internasional ini kami juga berharap semua mitra kami dapat menangkap peluang untuk kesetaraan global dan hubungan yang telah terjalin," ujar dia.
 
Gubernur Kota Taipei, Chiang Wan-an, menuturkan Kota Taipei tengah membangun dua hal penting, yakni A Founder Friendly City dan AI-Friendly Small City. "Karena AI ada di dalam Taipei, T-A-I-P-E-I. Kami ingin mengintegrasikan teknologi AI ke dalam berbagai macam proyek pemerintah," tutur dia.
 
Dia menuturkan salah satu yang sudah berjalan Kota Taipei mengintegrasikan AI pada layanan emergensi 119. Dulu, warga yang menelepon 119 bakal dilayani petugas yang kemudian mencatat, mencari dan merespons semua keluhan. Hal ini membutuhkan waktu banyak dan proses yang lama.
 
Kini, Line 119 telah terintegrasi AI ke pusat keamanan. Ketika ada telepon, suara akan diproses sehingga ada jawaban, solusi dan informasi relevan yang dapat membantu publik secepatnya.
 
Baca juga: Taiwan Bakal Pamer Inovasi AI Solusi Kota di Smart City Summit & Expo

"Dalam waktu singkat ada lebih banyak informasi akurat yang bisa diberikan pada penelepon," papar Wan-an.
 
Tak cuma Taipei, Kaohsiung juga telah menerapkan AI dalam proyek pemerintahan. Bahkan, tengah menjadi pelopor pembangunan generasi AI 2.0 melalui program Kaohsiung Intelligent Lighthouse Program, sebuah model inisiatif kota pintar yang berfokus pada keberlanjutan, tata kelola AI, dan inovasi digital.
 
Wakil Wali Kota Kaohsiung Charles Lin mengungkapkan terdapat lima kunci menuju transformasi ini. Kelimanya yakni Net-Zero initiative and Sustainability, AI & ICT Integration, Kaohsiung AI Upgrade 2.0, Akademi dan Inovasi, Data Sekuriti dan Transformasi Cloud.
 
"Kaohsiung memimpin dengan keberlanjutan yang digerakkan oleh AI, digital twins, dan tata kelola kota cerdas. Melalui kolaborasi antarkota dan kemitraan strategis, kami sedang membangun model perkotaan berbasis data yang tahan masa depan untuk diikuti oleh kota-kota global," tutur dia.
 
Pameran yang mengangkat tema Digital and Green Transformation ini menarik 2.500 mitra internasional, 560 peserta pameran dan 2.000 stan. Selain itu, SCSE 2025 juga akan menghadirkan 360 forum tingkat tinggi, menampilkan aplikasi AI mutakhir Taiwan dalam infrastruktur perkotaan, tanggap darurat, dan perawatan kesehatan.
 
Ketua Taipei Computer Association (TCA), Paul S.L. Peng, sekaligus penyelenggara acara  senang acara tahun ini dihadiri lebih banyak orang dari tahun lalu. "Ini adalah tanda Taiwan telah bertumbuh," kata dia.
 
Dia menekankan kunci untuk pertumbuhan AI di Taiwan adalah dengan mendukung industri itu sendiri. Paul berharap pemerintah mendukung penuh hal ini.
 
"Kami juga berharap dukungan dari legislatif dan Pemerintah Yuan. Kami juga berharap dukungan dari Kementerian Hukum," ujar dia.
 
Paul berharap acara ini menjadi ajang untuk lebih memahami penggunaan teknologi pintar. Hal ini demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tak cuma di Taiwan tetapi juga masyarakat dunia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan