Data yang tercuri meliputi nama, alama email dan nomor ponsel. Namun, cara Uber untuk mengatasi masalah ini bisa menimbulkan masalah yang lebih besar.
Seperti yang disebutkan oleh BGR, meski peretasan ini terjadi pada 2016, Uber masih belum memberitahukan pengguna jika informasinya tercuri. Hacker bisa memanfaatkan kesalahan Uber tersebut.
Konsultan keamanan siber Dale Meredith mengunggah email yang dia terima melalui Twitter. Email tersebut merupakan contoh klasik email phishing. Email itu seolah-olah dikirimkan oleh Uber. Email dibuat sedemikian rupa untuk membuat penerima percaya bahwa email adalah permintaan maaf yang datang dari Uber.
In light of the stupidity of #Uber and their #breach, please start warning everyone of the pending "Uber Scams" that are bound to staaaarrrrrt, NOW! pic.twitter.com/WpXwgAtvvg
— Dale Meredith (@dalemeredith) November 22, 2017
"Kami minta maaf sedalam-dalamnya," tulis surat tersebut menggunakan font khas yang digunakan oleh Uber. Email tersebut lalu menjelaskan bahwa penerima merupakan salah satu orang yang informasinya bocor ketika sistem Uber dibobol tahun lalu.
Penerima kemudian akan diminta untuk mengklik sebuah tautan yang akan membawa Anda ke halaman yang meminta Anda untuk memasukkan password lama dan baru Anda. Setelah Anda mendapatkan informasi tersebut, hacker bisa masuk ke akun Uber Anda.
Biasanya orang menggunakan password yang sama untuk beberapa akun, dan hacker memiliki kesempatan menggunakan password yang mereka dapatkan untuk masuk ke akun di situs lain. Karena itu, sebaiknya Anda mempelajari ciri-ciri email phishing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id