Menurut The Telegraph, produk terbaru Nokia diprediksi akan hadir dengan perbedaan dari perangkat hasil kerja sama dengan Microsoft. Perbedaan terbesarnya adalah perubahan sistem operasi yang diusungnya. Lepas dari Microsoft, Nokia dinilai memiliki kebebasan lebih untuk menghadirkan perangkat yang menggunakan sistem operasi milik Google, Android.
Segmen feature-phone kelas bawah, yang masih menjadi pasar unggulan Nokia, juga akan mendapatkan perhatian lebih besar, setidaknya jika dibandingkan saat masih dikelola oleh Microsoft. Namun, perangkat Nokia di segmen ini dinilai akan menanggung beban besar terkait popularitasnya yang kuat, mungkin menyamai iPhone.
Namun, beberapa pihak menyayangkan keterlambatan Nokia dalam mengadopsi strategi ini. Jika Nokia mengadopsi strategi ini tujuh atau delapan tahun lalu, alih-alih hanya terfokus pada kerja sama dengan Microsoft, Nokia mungkin telah setara dengan Samsung hari ini. Namun saat itu, pasar smartphone baru berkembang dan Nokia dinilai cukup siap untuk bersaing di ranah tersebut.
Kondisi pasar saat ini akan menjadi tantangan tersendiri untuk rencana Nokia kembali ke ranah perangkat komunikasi ini. Saat ini, pasar untuk perangkat high-end telah didominasi oleh Apple, terutama di wilayah barat, dan Samsung hadir sebagai pesaing utamanya.
Selain itu, kehadiran merek baru, seperti Xiaomi, Oppo, Huawei, dan Vivo, yang turut merambah pasar feature-phone sebagai unggulan Nokia, juga akan menjadi tantangan untuk perusahaan asal Finlandia ini. Kehadirannya diharapkan tidak akan mengalami nasib serupa Motorola dan BlackBerry, yang masih belum kembali ke masa kejayaannya.
Lisensi merek Nokia telah didapatkan oleh perusahaan baru asal Finlandia yang dipimpin mantan pegawai Nokia, HMD. Perusahaan ini dilaporkan mendapatkan lisensi Nokia untuk beberapa bidang, terutama telekomunikasi dan jaringan. Nokia dapat kembali ke persaingan perangkat komunikasi setelah Microsoft menjual lisensi mereknya kepada publik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News