Ilustrasi kecanduan game. (CNET)
Ilustrasi kecanduan game. (CNET)

KPAI: Peretasan Situs KPAI, Ancaman pada Perlindungan Anak

Ellavie Ichlasa Amalia • 02 Mei 2016 20:33
medcom.id, Jakarta: Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melihat adanya hubungan antara meningkatnya kekerasan anak dengan kemudahan untuk mengakses game online oleh anak. Menurut data yang KPAI dapatkan, salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya kekerasan anak adalah karena anak dapat dengan mudah memainkan game online.
 
Hal inilah yang mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memblokir 15 game online yang dianggap paling mengancam anak-anak. Rencana pemerintah ini mendapat dukungan penuh dari KPAI. Namun, hal ini membuat sebagian orang berang. Kemarahan mereka berujung pada peretasan situs KPAI.
 
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Dr. HM. Asrorun Niam Sholeh MA mengatakan bahwa peretasan tersebut terjadi kemarin, Minggu (1/5/2016). 

"Ketika terjadi upaya peretasan, maka sesungguhnya hal itu menjadi ancaman bagi KPAI sebagai organisasi negara dan masyarakat umum sebagai pihak yang memiliki hak untuk mendapatkan informasi," kata Asrorun. Dia menyebutkan, untuk mengatasi hal ini, KPAI lalu menjalin kontak dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selain itu, mereka juga melakukan perbaikan dan peningkatan keamanan.
 
Asrorun menyebutkan, KPAI bahkan sedang berencana untuk melapor pada Mabes Polri untuk menegakkan hukum. Aturan mengenai larangan untuk meretas situs diatur dalam UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dalam Pasal 30 merupakan larangan untuk mengakses komputer dan sistem elektronik orang lain tanpa hak.
 
Dalam Pasal 46, disebutkan bahwa orang-orang yang terbukti melanggar Pasal 30 akan dikenai hukuman penjara paling lama 8 tahun dan denda paling banyak Rp800 juta.
 
"Untuk itu, KPAI mendesak Polri mengusut tuntas kasus ini dan menghukum pelaku sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Peretasan ini hakikatnya menjadi ancaman bagi penyelenggaraan perlindungan anak yang pada saat ini sangat dibutuhkan masyarakat," kata Asrorun.
 
Mengutip pendapat Profesor Akio Mori dari Tokyo's Nihon University, pihak KPAI menjelaskan bahwa bermain game online memiliki dampak negatif pada perkembangan otak anak. Salah satunya adalah anak yang kecanduan bermain game online akan mengalami penurunan aktivitas gelombang otak depan yang berfungsi untuk mengatur pengendalian emosi dan agresivitas. Hal ini berarti, mood anak cepat berubah. Mereka menjadi mudah marah dan akan mengalami masalah dalam hubungan sosial.
 
Menurut Mori, masalah kedua yang dihadapi oleh anak yang kecanduan bermain game adalah peningkatan pengeluaran hormon adrenalin. Hal ini akan mendorong peningkatan denyut jantung, tekanan darah dan kebutuhan oksigen.
 
Sementara menurut KPAI, satu ancaman terbesar untuk anak dari kecanduan game adalah prestasi sekolah mereka yang menurun. Selain itu, KPAI juga menemukan bahwa anak yang kecanduan game dapat melakukan tindakan negatif sepeti berkelahi dan berjudi. Selain itu, tidak tertutup kemungkinan anak juga akan mengikuti tingkah laku karakter-karakter yang ada dalam game.
 
"Ancaman terhadap anak-anak ini begitu besar. Oleh sebab itu, negara merasa perlu hadir untuk memberikan aturan bagaimana seharusnya game online ini ada di tengah masyarakat," kata Asrorun. "Anak tidak boleh mengalami keterpurukan di bidang pendidikan hanya karena kecanduan game online. Oleh sebab itu, KPAI menilai perlu adanya regulasi dari Pemerintah Pusat dan Daerah yang mengatur keberadaan game online."
 
Kepada Metrotvnews.com, KPAI menyebutkan bahwa pemerintah telah memblokir 15 game yang dianggap berbahaya. Namun, game yang disebutkan telah diblokir tersebut masih bisa diakses. Selain itu, peretasan situs KPAI ini justru mendapat dukungan dari para netizen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan