Seperti yang dijelaskan sebelum ini, sebagian besar korban WannaCry adalah komputer yang menggunakan sistem operasi Windows lama, seperti XP. Microsoft sebenarnya telah berhenti memberikan dukungan pada sistem operasi ini sejak 2014. Namun, minggu lalu, perusahaan asal Redmond tersebut terpaksa memberikan update darurat.
Microsoft Indonesia juga meyakinkan, pengguna Windows yang terus melakukan pembaruan atau update dari sistem operasinya aman dari WannaCry.
Rudiantara memperkirakan, ransomware WannaCry telah menelan korban hingga ribuan, meskipun begitu, dia merasa, penyebarannya di Indonesia masih tidak seluas di negara-negara lain, terutama Eropa. Dia menjelaskan, di Indonesia, ransomware ini menyerang berbagai industri, mulai dari perkebunan, hingga rumah sakit, menyulitkan para pasien.
Dia menyebutkan, tidak ada kementerian atau badan pemerintah yang terkena serangan ransomware ini. "Hari Sabtu, saya sudah beritahukan ke kabinet dan para menteri," ujar Rudiantara. "Hari Minggu, saya khusus komunikasi dengan Menteri Perhubungan, ESDM dan Ketua OJK, memastikan agar tidak terserang. Karena transportasi, energi serta perbankan dan keuangan adalah critical sector."
Selain itu, Rudiantara juga meminta para operator telekomunikasi untuk mengirimkan SMS pada pelanggannya untuk memberitahukan serangan ransomware WannaCry. "Untuk melakukan SMS blast ke seluruh Indonesia memerlukan waktu beberapa hari. Kami memprioritaskan Jakarta dan Jawa karena sebagian besar pengguna PC ada di kawasan tersebut."
Rudiantara menegaskan pentingnya pencegahan yang dilakukan oleh pengguna agar tidak terserang oleh WannaCry. Pencegahan yang dia sarankan pengguna lakukan adalah dengan memutuskan hubungan komputer dan melakukan backup sebelum menghubungkan komputer ke jaringan internet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
