"Studi ini kami lakukan dengan menyalakan mode privasi di Opera Max 2.2," kata Head of PR Asia Opera Software, Peko Wan.
"Hasil uji coba kami menunjukkan berapa banyak pelacak yang terdeteksi oleh mekanisme blocking kami dan mengkategorikannya menjadi 3 kategori risiko, rendah, menengah dan tinggi. Mekanisme blocking ini didukung oleh daftar dari EasyPrivacy filter, platform open source yang digunakan juga oleh layanan pemblokir iklan lainnya."
Peko melanjutkan, hanya aplikasi bersangkutan yang mengetahui secara pasti informasi apa saja yang dikumpulkan melalui pelacak. Dalam riset, Opera menggunakan Opera Max dalam mode privasi, yang dapat mengirimkan notifikasi kepada pengguna saat sebuah aplikasi mengirimkan pelacak.
"Pada dasarnya, mode privasi ini berfungsi untuk memberi tahu pengguna tentang status privasi mereka.
Pihak Opera mengatakan bahwa tujuan utama dari riset dan laporan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait isu privasi online, bukan untuk menyelidiki bagaimana para penyedia aplikasi e-commerce mempergunakan data dari tracker.
Ia juga menyatakan mendukung pernyataan OLX, Bukalapak, Blibli dan rekan-rekan e-commerce lainnya yang menjamin keamanan privasi online para penggunanya.
Opera melakukan studi terhadap 60 aplikasi e-commerce yang paling populer di 10 negara, salah satunya Indonesia. Mereka menemukan, lebih dari setengah aplikasi-aplikasi tersebut menggunakan pelacak untuk mengumpulkan informasi pribadi pengguna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id