Menurut survei JakPat, lebih dari 57 persen responden merasa khawatir data pribadi mereka dapat diakses oleh pihak ketiga. Tampaknya, rasa waswas responden adalah ketakutan yang nyata.
Opera melakukan studi terhadap 60 aplikasi e-commerce yang paling populer di 10 negara, salah satunya Indonesia. Mereka menemukan, lebih dari setengah aplikasi-aplikasi tersebut menggunakan pelacak untuk mengumpulkan informasi pribadi pengguna.
.jpg)
Informasi pribadi yang dikumpulkan antara lain nama pengguna, alamat email, lokasi, kata kunci pencarian dan nomor telepon. Data tersebut lalu diberikan pada pihak ketiga melalui pelacak.
Tidak hanya itu, studi Opera juga menunjukkan, 96 persen aplikasi e-commerce tidak menggunakan enkripsi penuh saat menghubungkan server dengan aplikasi mereka. Selain melalui pelacak, data pribadi pengguna situs e-commerce juga dapat berpindah tangan ke pihak ketiga karena koneksi internet yang tidak terenkripsi.
Jika data sensitif pengguna seperti rekening bank atau data keuangan lainnya terimpan di rekening penjual atau aplikasi belanja online, informasi itu dapat dicegat dan dilihat oleh kriminal siber via jaringan WiFi publik yang tidak aman.

"Kebanyakan orang tidak akan memberitahukan informasi rinci kartu kredit mereka atau nama lengkap dan alamat mereka kepada karyawan di sebuah toko tempat mereka berbelanja atau melihat-lihat produk. Tapi, ketika menggunakan aplikasi belanja online, orang melakukan hal ini dan tidak menyadari bahwa informasi-informasi seperti ini dapat dibagikan ke pihak lain," kata Sergey Lossev, Head of Product, Opera Max.
Dari 60 situs e-commerce yang masuk ke dalam studi Opera, beberapa di antaranya adalah situs e-commerce Indonesia yaitu Blibli, Bukalapak, Elevenia, KASKUS Jual Beli, Matahari Mall, OLX, Zalora dan Tokopedia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id