Facebook mengumumkan hal ini melalui akun resmi Twitter miliknya. Sebelum itu, mereka mengatakan bahwa mereka telah menghapus akun Facebook dan Instagram yang diduga milik pelaku setelah dihubungi oleh pihak berwajib.
Juru bicara Facebook, Mia Garlick juga mengatakan bahwa Facebook telah menghapus semua versi dari video penembakan di Selandia baru meski video itu telah diedit dan tidak menunjukkan adegan pembantaian secara eksplisit, seperti yang disebutkan oleh The Verge.
Serangan ini memang sengaja dibuat agar menjadi viral di internet dengan menyebutkan beberapa bintang internet ternama seperti YouTuber Felix Kjellberg, yang mengaku muak ketika tahu namanya disebut.
Untuk memviralkan video serangan tersebut, sang terduga teroris juga menyebarkan konten tentang teori konspirasi supremasi kulit putih. Dia juga menyebarkan video dengan durasi 17 menit di Facebook, Instagram, Twitter, dan YouTube agar agendanya tersebar luas.
Hal ini memaksa perusahaan seperti Facebook, Twitter, dan YouTube untuk menghapus video serangan dan juga konten terkait lainnya. Valve misalnya, telah menghapus akun yang menyatakan dukungannya pada sang pelaku penembakan.
Fakta bahwa Facebook harus menghapus lebih dari satu juta video terkait penembakan ini menunjukkan tantangan yang harus perusahaan media sosial hadapi dalam memoderasi konten terlarang, seperti kekerasan eksplisit.
Sayangnya, Facebook dan perusahaan media sosial telah dianggap gagal karena pengguna yang tahu cara memanfaatkan media sosial akan dapat menyebarkan konten yang mereka mau lebih cepat dari perusahaan media sosial bisa menghapusnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News