(kanan) Jabran Bagus Wiloko - Branz, Atlet Esports Bigetron
(kanan) Jabran Bagus Wiloko - Branz, Atlet Esports Bigetron

Pembinaan Atlet Esports Butuh Dukungan Orang Tua dan Sekolah

Cahyandaru Kuncorojati • 07 September 2020 10:20

 
“Anak-anak muda yang menekuni esports, sama seperti bidang-bidang lainnya, harus punya keseimbangan. Peran orang tua dan sekolah juga sangat penting. Harus dinamis bagaimana mengarahkan ke hal-hal yang positif, lalu pertegas regulasi dalam lingkup rumah dan sekolah,” ungkap Jenal Aripin.
 
Ia menambahkan, bimbingan yang tepat dari lingkup orang tua dan sekolah berkontribusi dalam proses melahirkan atlet-atlet esports berprestasi.
 
“Untuk mencetak atlet berprestasi itu ada proses. Mulai dari pemanduan bakat, kemudian identifikasi bakat atau memutuskan mana yang sekadar hobi mana yang bisa diarahkan prestasi. Kami setuju bahwa penguatan peran orang tua dan sekolah itu merupakan langkah yang sangat positif dalam pengembangan esports,” paparnya.
 
Sementara itu Ghea Amalia Arphandy menjelaskan kajian psikologi tentang dampak esports khususnya terhadap generasi muda yang masih duduk di bangku sekolah dan kuliah. Menurut Ghea, orang tua dan sekolah yang merupakan ekosistem tumbuh kembang anak menjadi kunci untuk memaksimalkan dampak positif dan memutus dampak buruk bermain game bagi anak muda.
 
“Peran keluarga sangat penting membentuk anak. Orang tua harus membaca dan menyelami seperti apa hobi dan permainan anaknya, sehingga memahami bagaimana menerapkan aturan yang kira-kira tepat bagi anak,” kata Ghea.
 
Hal serupa dikatakan Yohannes Paroloan Siagian. Director Somnium Esports ini juga berkiprah sebagai akademisi dan pernah menjabat Kepala Sekolah SMA 1 PSKD Jakarta.
 
Dari kacamata Yohannes, kegemaran anak muda dalam bermain game apabila dikelola dan dibina dengan baik, dapat memberikan manfaat positif bagi pelajar. Esports, menurutnya, juga membuka ruang-ruang baru di masa depan bagi anak muda untuk meraih kesuksesan.
 
“Dulu orang tua dan guru itu satu-satunya sumber pengetahuan. Sekarang, anak-anak bisa mendapatkan pengetahuan dari manapun. Maka itu peran orang tua dan sekolah bergeser. Mereka harus menjadi interpreter, memberikan bimbingan dan jalan menuju gol akhir. Supporter terbesar anak adalah orang tuanya. Anak dengan kemampuan rendah kalau dapat support, akan berkembang lebih baik, ” jelas Yohannes.
 

Halaman Selanjutnya
  Dalam kesempatan yang sama…
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan