"Kalau dari sisi kuantitas targetnya 4,5 juta wisatawan (tahun sebelumnya menargetkan 4 juta wisatawan). Tapi kami harus fokus pada kualitas, bukan hanya jumlah," ujar Rohmi di Gedung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Jakarta Pusat.
Untuk itu kualitas destinasi serta kualitas pelayanan yang harus dibenahi ke depan. Hal tersebut tentunya membutuhkan peran dari semua pihak, termasuk masyarakat setempat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Artinya pada saat wisatawan datang bisa lebih banyak menghabiskan uang, betah, lebih lama tinggal. Tentunya semua kami perbaiki juga," tuturnya.
Rohmi juga memaparkan, biasanya turis yang datang ke NTB menginap selama tiga hari dua malam. Harapannya, wisatawan berniat menginap lebih lama di NTB, atau sekitar enam sampai tujuh hari.
Pengaruhnya, pengeluaran uang oleh para wisatawan bisa lebih banyak lagi. Agar harapan itu bisa terealisasikan, perlu maksimalnya upaya dalam mempersiapkan segala akomodasi dan keperluan lainnya.
"Kualitas hotelnya semakin bagus, bayarnya lebih besar. Lalu, kalau kita meningkatkan kualitas souvenir, ekonomi kreatifnya, saat modelnya bagus, kualitas makanan semakin bagus, kan bayarnya juga lebih mahal. Jadi itu yang kami lakukan," paparnya.
Rohmi menekankan bahwa industri pariwisata bukan hanya melihat berapa banyak yang datang. Akan tetapi, juga bagaimana menambah devisa negara dan seberapa besar impact-nya terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Betul-betul orientasinya pada devisa yang masuk juga pada kesejahteraan masyarakat. Bagaimana masyarakat sadar, paham, dan senang supaya bisa jadi wisata tujuan pariwisata dunia," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)