Bubur Manado terdiri dari campuran sayuran dan tidak ada dagingnya. Sehingga menu ini bisa menjadi makanan pergaulan antarkelompok masyarakat di Manado. Tinutuan biasanya disajikan untuk sarapan pagi hari.
Di kawasan kuliner Tinutuan Wakeke Manado berderet berbagai macam rumah makan yang menghadirkan bubur Manado. Rumah Makan Heng Mien milik Ibu Norman Nangka adalah salah satu yang terkenal. Ia pun banyak bercerita mengenai kelezatan kuliner Manado.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Biasanya orang Manado suka makan yang pedas-pedas. Semua bumbu yang ada pada masakan Manado biasanya ada yang tidak memakai cabai dan ada yang musti pakai cabe," tutur Ibu Norman.
RM Heng Mien sudah berdiri sejak 1990, dan pada saat itu masih dikelola orangtuanya. Kini, Ibu Norman yang meneruskan usaha orangtuanya. Berbicara resep, dari awal hingga saat ini masih sama dan tidak ada yang berubah.
"Untuk masakan Manado untuk bumbu ciri khasnya adalah kemangi, jahe merah bahkan serai, itu bumbu untuk memperkuat rasa dan aroma menjadi lebih khas," tambahnya.
selain itu, makanan lain yang bisa dijumpai di RM Heng Mien adalah renga (siput danau), ayam rica dan Paniki (daging kelelawar).
Uniknya, makan di sini dihitungnya perorang, bukan berapa banyak yang dimakan. "Di sini dihitungnya perorang, jadi perorang itu dihitungnya Rp25 ribu. Mau makannya sedikit atau banyak tetap bayarnya Rp25 ribu. Itu makannya hanya boleh makan di sini, tidak boleh dibawa pulang," terang Ibu Norman
Usai kenyang menyantap bubur Manado, Tim Idensia beranjak ke Wale Batik Minahasa. Sesampainya di lokasi, Tim Idenesia langsung berbincag dengan Veldy Umbas, pemilik Wale Batik Minahasa.
Menurut Veldy Umbas, agar batik Minahasa kembali booming di masyarakat, ia membuat motif baru. Seperti motif dari waruga, tanaman, tumbuhan dan hewan.
"Sampai itu kita sudah tidak ada yang mempergunakan batik, pahadal orang minahasa sendiri suka sekali dengan yang namanya batik. Akhirnya kita me-research motif-motif batik di Minahasa sendiri ternyata banyak," katanya.
Selain itu, Tim Idenesia juga mengunjungi kawasan Batu Nona, Minahasa Utara. Bagaimana kelanjutan keseruan Tim Idenesia di sana? Penasaran? Simak program Idenesia, Kamis, 30 Oktober, pukul 22.30 WIB hanya di Metro TV.(Adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(AND)