Sajian Pizza Inferno, sederhana tapi kaya rasa. Foto-foto: Medcom.id/Wandi Yusuf
Sajian Pizza Inferno, sederhana tapi kaya rasa. Foto-foto: Medcom.id/Wandi Yusuf

Menghidu Nuansa Kayu Rambutan pada Dinding Pizza

Rona kuliner kuliner jabodetabek
Wandi Yusuf • 23 Juli 2019 10:47
Dari nada dan cerita menyelinap menjadi rasa.
 

Bogor: Bulatan pizza yang terhampar di piring tak cukup menggoda jika tak ditaburi cerita. Unsur filosofis bahkan dibubuhkan untuk menambah rasa. Agaknya, dua hal itu sangat disadari oleh Restoran Capriccio yang dikelola Novotel Bogor Golf Resort and Convention Center. 
 
Tengok saja tagline 'Casual Italian Dining' yang dikedepankan resto ini. Kata kunci tersebut dengan tegas ingin menunjukkan bahwa Capriccio siap menyediakan santapan kasual ala Italia satu-satunya di Kota Bogor. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Selain bahan baku yang terjamin dan terjaga, resto ini juga membubuhkan histori sebagai unsur perasa. Campuran itu dipilin sedemikian rupa hingga menghasilkan pizza yang lekat dengan negara asalnya. Serta tak lupa tetap membawa unsur Indonesia.
Menghidu Nuansa Kayu Rambutan pada Dinding Pizza
Tampilan Pizza Inferno sesaat setelah dikeluarkan dari tungku
 
Sebagai amsal, mari kita bedah menu andalan mereka: Pizza Inferno. Bahan yang disediakan mayoritas didatangkan langsung dari kampung halaman Luciano Pavarotti ini. Mulai dari daging sapi, keju mozzarella, tepung polenta, hingga jalapeno. 
 
Ada cerita tersendiri kenapa Capriccio menggunakan tepung polenta. Tepung yang tenar di kawasan Italia Utara dan Tengah ini sudah mulai ditinggalkan oleh para pembuat pizza di Indonesia. Padahal, tepung jagung ini punya kekuatan untuk memperkuat rasa pada kulit pizza.
 
Baca: Perbedaan Pizza Italia dan Amerika
 
Pemilihan jalapeno juga tak sembarang. Sejenis cabai asal Meksiko ini menjadi pilihan karena keunikan bentuk, warna, dan rasanya. Selain itu, tingkat kepedasannya masih bisa dimamah oleh lidah anak-anak, antara 2.500 hingga 8.000 Skala Scoville. Sebagai perbandingan, tingkat kepedasan cabai rawit mencapai 100 ribu Skala Scoville.
 
Executive Chef Novotel Bogor, Rovic Maulana, meyakinkan jika sajian pizzanya punya ciri tersendiri. Tepung polenta ia gabung dengan tepung terigu dan gandum. "Kami memproduksi sendiri ketiga campuran tepung tadi," ujar dia kepada Medcom.id, akhir pekan lalu.
Menghidu Nuansa Kayu Rambutan pada Dinding Pizza
Chef Mardiyanto menyiapkan taburan atau topping untuk pizza
 
Rovic mengklaim penggunaan tepung polenta menjadikan rasa kulit pizza racikan Capriccio ini lebih kuat dan renyah. Pilihan topping yang sebagian besar didatangkan langsung dari Kota Naples, Italia, ini pun dijamin akan menjadi unsur pembeda.
 
Bahan baku Indonesia tak lantas ditinggalkan. Hal ini tecermin dari pilihan kayu sebagai bahan untuk memasak pizza. Resto ini memilih kayu pohon rambutan dan nangka. Kedua jenis kayu khas Indonesia ini sengaja dipilih untuk mengembuskan aroma buah pada dinding pizza.
 
Proses pematangan pizza cukup sederhana, yakni kayu dimasukkan ke dalam tungku khas berbentuk kubah. Kayu lantas dibakar hingga suhu mencapai 200 derajat Fahrenheit (setara 93,3 derajat Celcius). Setelah panasnya stabil, adonan pizza yang sudah dibubuhi taburan daging lantas diletakkan di samping kayu yang sudah merah membara.
Menghidu Nuansa Kayu Rambutan pada Dinding Pizza
Pizza tengah dipanaskan di dalam tungku berbahan bakar kayu rambutan
 
Chef hanya menunggu lima menit hingga adonan Pizza Inferno ini menggelinjang terkena suhu panas pembakaran kayu. Seturut kemudian pizza siap disantap lengkap dengan aroma buah rambutan atau nangka.
 
"Ini sebagai signature kita. Menggunakan unsur (kayu) fruity. Agar bau pizzanya juga fruity," kata Rovic.
 
Rasa dan aromanya memang tak bohong. Begitu suhu pizza mulai mereda, Medcom.id langsung mencoba melahapnya. Pinggiran Inferno ini benar-benar renyah. Langsung pecah begitu gigi gemeretak.
 
Beranjak ke tengah, keju mozzarella yang nampak basah langsung lumer di lidah. Empuk. Daging sapi sebagai topping yang berbentuk pipih juga manut saat digigit. 
 
Aroma buah dari pembakaran kayu rambutan seperti yang dijanjikan chef Rovic, benar-benar terasa. Aroma kayu itu seperti menyelinap di balik pori-pori tepung yang telah mengering. 
 
Dalam satu potong Pizza Inferno terkandung 250 kilokalori (kkal). Amat cukup untuk menu santap siang. Setara dengan seporsi nasi goreng polos. 
Menghidu Nuansa Kayu Rambutan pada Dinding Pizza
Carpaccio Di Salmone
 
Salmon rendah kalori
 
Jika tak mau terlalu banyak asupan kalori, resto Capriccio menyediakan menu pembuka berkalori rendah dengan rerata 125 kkal. Cukup bagi yang sedang menjalankan program diet tapi tetap ingin mencoba masakan khas Italia.
 
Salah satu appetizer yang direkomendasikan adalah Carpaccio Di Salmone. Menu ini berbahan daging ikan salmon beku yang dilumuri perasan lemon dan garam. Untuk menghilangkan bau amis, Murdiyanto, chef Novotel Bogor, menaburkan bubuk paprika merah. 
 
Tak lupa dijejerkan daun aragula (Eruca Sativa) dengan percikan cuka balsamik (Balsamic Vinegar). Tubrukan rasa yang dihasilkan kedua bahan ini dijamin memberikan pengalaman rasa di lidah.
Menghidu Nuansa Kayu Rambutan pada Dinding Pizza
Ravioli Di Manjo
 
Pasta bertenaga
 
Sajian pasta di resto ini juga patut dicoba. Tamu yang sedang lapar nanggung bisa mencicipi menu Ravioli Di Manjo. Pasta ini menjadi unik karena berisi daging dengan saus tomat melimpah. Untuk memperkuat rasa, Murdiyanto mendaratkan beberapa helai daun basil (Ocimum Basilicum). Hidangan berbobot sekitar 200 kkal ini disajikan hanya dalam dua menit.
 
Seni menyajikan makanan sudah dipopulerkan oleh Jean Anthelme Brilliat-Savarin sejak 1825. Sejarawan Indonesia, Fadly Rahman, menyebut Brilliat-Savarin berjasa dalam memberi roh pada masakan. Brilliat-Savarin lugas menuliskan seluk-beluk makanannya dengan gaya filosofis, historis, sastrawi, ilmiah, semiregilius, dan diselingi humor. 
 
Agaknya Resto Capriccio memahami benar pemikiran Brilliat-Savarin ini. Dari nama saja, Capriccio berarti 'sepotong musik'. Alunannya coba dimasukkan melalui asap dari pembakaran kayu rambutan untuk menghasilkan pizza yang kaya rasa. Dari nada dan cerita menyelinap menjadi rasa.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(UWA)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif