Pematuhan protokol kesehatan sangat perlu demi menekan angka penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit covid-19. Salah satunya, tidak boleh berkegiatan dengan mengumpulkan orang dalam jumlah banyak dan tetap berada di rumah saja.
Di era kenormalan baru (new normal), kegiatan berkumpul dilakukan secara virtual melalui webinar. Ini merupakan cara untuk tetap bisa dekat dengan mitra kerjasama Tourism Malaysia. Pandemi yang sedang berlangsung tidak mengurangi semangat Tourism Malaysia untuk bersilaturahmi, sehingga hubungan baik tetap terjaga.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Walaupun kita terpaksa mengikut era kenormalan baru ini, yang kita rasakan agak lain dan janggal tapi memberi satu kebaikan di mana halal bi halal kali ini, kita berbincang dan bergabung dengan teman-teman kita dari Kantor Pusat di Putrajaya, Malaysia," ujar Direktur Tourism Malaysia Jakarta, Roslan Othman, dalam sambutannya, Jumat, 12 Juni 2020.
Timbalan Ketua Pengarah Tourism Malaysia, Zulkifly Bin Md Said, pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua rekan yang hadir secara virtual. Ia juga menyampaikan harapannya agar pandemi ini dapat segera berakhir.
"Ribuan terima kasih kami ucapkan kepada seluruh tetamu yang hadir dalam halal bi halal virtual ini, saya bersyukur dapat berjumpa dengan rekan-rekan media semua. Hubungan kerja sama baik dua negara ini akan selalu terjalin dengan erat," ucap Zulkifly.
"Di Malaysia saat ini juga sudah mulai memasuki masa transisi untuk menerapkan new normal dalam berbagai aspek, salah satunya pada bidang pelancongan (traveling). Berbagai protokol kesehatan sedang dirancang untuk bersiap diri menyambut kembali pergerakan pelancong-pelancong domestik dan internasional ke Malaysia," paparnya.
Tren penambahan kasus positif harian di Malaysia sendiri diakuinya telah menurun. Per 11 Juni 2020, tercatat ada 8,369 kasus positif di Malaysia, 7,065 sudah dinyatakan sembuh. Sementara, masih ada 1,186 kasus masih dalam perawatan.
"Kami berharap pandemi covid-19 dapat segera semakin membaik lagi, baik itu di Malaysia, Indonesia dan juga di negara-negara ASEAN lainnya agar industri pariwisata regional dapat segera bergerak lagi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)