Suasana khidmat memenuhi Pondok Saladah, Gunung Papandayan, hingga bendera merah putih berhasil dikibarkan. (Foto: Dok. Medcom.id/Sunnaholomi Halakrispen)
Suasana khidmat memenuhi Pondok Saladah, Gunung Papandayan, hingga bendera merah putih berhasil dikibarkan. (Foto: Dok. Medcom.id/Sunnaholomi Halakrispen)

kisah

Hari Kemerdekaan di Gunung Papandayan Saat Kenormalan Baru

Rona wisata hut ri Kemenparekraf
Sunnaholomi Halakrispen • 17 Agustus 2020 18:43
Garut: Gunung merupakan salah satu tempat wisata yang tidak pernah sepi saat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Namun, bagaimana dengan kondisi saat kenormalan baru terkait pandemi covid-19?
 
Momen menikmati keindahan gunung memang tiada duanya. Apalagi, ketika bisa merayakan Hari Kemerdekaan di ketinggian, dikelilingi pepohonan hijau, serta berkawan dengan sejuknya alam. Hari Ulang Tahun (HUT) RI pun terasa menakjubkan.
 
Akan tetapi, di tengah pandemi covid-19 tidak bisa membuat kita sembarangan pergi naik gunung.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Penekanannya, adaptasi kebiasaan baru (AKB) saat ini adalah protokol kesehatan. Tentunya, jauh sebelum itu, pastikan kondisi gunung yang akan dituju.
 
Hari Kemerdekaan di Gunung Papandayan Saat Kenormalan Baru
(Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat, telah siap menyambut para wisatawan dengan protokol kesehatan covid-19 dan pelaksanaan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental sustainability). Foto: Dok. Medcom.id/Sunnaholomi Halakrispen)

Pemantapan prosedur baru

Salah satunya, Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat, yang telah siap menyambut para wisatawan. Baik wisatawan Nusantara, maupun wisatawan mancanegara. 
 
Sebab, sebelum destinasi di Garut dibuka kembali pada 8 Juni 2020, pihak pengelola telah membahas standar operasional prosedur (SOP) yang paling tepat bagi wisatawan.
 
"Kami yang jadi jaminan bahwa memberikan jaminan wisatan bahwa di Garut dengan SOP ini mudah-mudahan nyaman," ujar Kadis Parbud Garut: H. Budi Gan Gan Gumilar, SH, M.Si., di kawasan Gunung Papandayan, Jawa Barat.
 
"Karena tidak ada lagi keamanan dan kenyamanan yang bisa menjamin (selain aspek penunjang kesehatan). Setelah ditetapkan, baru kami buka," tambahnya.
 
 

 
Ia mengakui bahwa sebelum vaksin covid-19 ditemukan, jumlah wisatawan gunung dikurangi, meskipun minat wisatawannya luar biasa banyak. Maka dari itu, SOP terkait protokol kesehatan dikemas dengan ketat.
 
"Hal paling penting adalah keselamatan umat yang menjadi prioritas kami di dalam penyelenggaraan bagaimana membangkitkan ekonomi ini supaya bisa bergerak," jelasnya.
 
"Dengan catatan, apabila di lokasi destinasi ada yang terpapar covid-19, maka destinasi tersebut serta merta ditutup," pungkasnya.

Penerapan protokol kesehatan

Tepat pada 17 Agustus 2020, sebanyak 78 orang berkumpul untuk mengheningkan cipta guna memeringati Hari Kemerdekaan ke-75 RI. Peserta merupakan gabungan dari Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) dan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala), perwakilan Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.
 
Suasana khidmat memenuhi Pondok Saladah, Gunung Papandayan, hingga bendera merah putih berhasil dikibarkan. Tentu suasana kali ini berbeda dibandingkan Upacaya Hari Kemerdekaan RI sebelumnya. 
 
Sebab, rangkaian upacara berlangsung sangat singkat, namun tetap penuh penghayatan. Tiap peserta pun memahami kondisi pandemi dengan saling berjaga jarak, rutin menggunakan hand sanitizer, dan memakai masker juga face shield. 
 
Bahkan sebelumnya, para peserta harus melakukan rapid test untuk bisa ikut serta dalam kegiatan tersebut. Akhirnya, mereka berwisata di era adaptasi kenormalan baru dengan tetap menerapkan panduan pelaksanaan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental sustainability)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif