Pameran berlangsung sebulan penuh, mulai 11 September hingga 11 Oktober 2020.
Confluence sendiri menggambarkan tentang pertemuan dua generasi berbeda, senior dan junior, dalam satu wadah pameran seni.
Perbedaan yang dipertemukan itu termasuk “cara bertutur” para seniman dalam menyapukan kuas olah pikirnya di atas kanvas.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sebanyak 10 seniman terlibat dalam pameran ini. Berasal dari Indonesia adalah Abenk Alter, Addy Debil, Anton Afganial, Bernandi Desanda, Iskandar Fauzy, Ivan Sagita, Moelyono dan Tommy Wondra. Sedangkan asal Filipina adalah Alfredo Esquillo, Jr dan Marvin Quizon.
Kaya cerita
Isi pameran Confluence bisa dibilang sangat kaya akan cerita berbalut campuran warna dan saputan kuas para seniman. Seperti Moelyono, Alfredo dan Ivan Sagita dengan karya yang diliputi oleh situasi sosial politik.Abenk Alter, Addy Debil, Anton Afganial, Bernardi Desanda, dan Iskandar Fauzy, menyuguhkan karya hasil pengalaman personal dalam memahami bagaimana kerja dari dunia di luar diri mereka masing-masing.
Sedangkan Marvin Quizon menggoreskan karya mengenai pemahaman sudut pandang dirinya dalam memandang kematian.
Pencegahan covid-19
Pameran seni yang diadakan Kohesi initiatives ini bisa dinikmati oleh segala umur dan tidak dipungut biaya bagi pengunjung yang datang melihat pameran.Namun, di masa pandemik ini, penyelenggara memberlakukan protokol pencegahan covid-19, demi keamanan pengunjung.
Seperti melakukan pemeriksaan suhu tubuh, menyediakan area cuci tangan dan hand sanitizer, membatasi jumlah pengunjung menjadi 20 orang per periode, menggunakan masker dan wajib menjaga jarak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)