Namun, pemandangan berbeda tampak di klenteng Boen Tek Bio, dimana tidak ada tambahan lilin besar.
"Kami tidak memakai lilin besar karena ini klenteng tua, sayang kalau kebakaran," ujar Oey Tjin Eng selaku Humas dari Klenteng Boen Tek Bio di Tangerang, saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Selasa (24/1/2017).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia menambahkan, beberapa tahun lalu beberapa klenteng yang kebarakaran hingga memakan korban. Meskipun kejadian serupa belum pernah terjadi di salah satu klenteng paling terkenal di Tangerang tersebut, antisipasi tetap diperlukan.
Dalam menyambut Imlek 2568, ada berbagai persiapan dilakukan setiap klenteng, termasuk penambahan pasokan beberapa properti untuk sembahyang, seperti kertas emas untuk dibakar, dupa, dan lilin kecil.
"Selain itu, kami juga menyiapkan minyak untuk menerangi pelita yang berada sisi kanan dan kiri altar utama agar tidak padam karena melambangkan api abadi," tambah pria yang biasa disapa Engkoh tersebut.
Klenteng biasanya mulai dipadati umat pada malam Imlek untuk bersembahyang, sekitar menjelang tengah malam.
"Jam sebelas malam sudah mulai berdatangan, karena hitungannya sudah hari Imlek. Dari tengah malam sampai besoknya ramai, datang silih berganti," terangnya.
Jumlah pengunjung klenteng tersebut pun membludak hingga 1.500 orang, sementara pada hari-hari biasa berkisar antara 150-200 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(DEV)
