Kemeriahan malam ke-15 tak lepas dari gemerlap lampion atau lentera merah dan keramaian kembang api. Hal inilah yang menjadi ciri khas dalam perayaan Cap Go Meh.
Tahukah Anda, ada cerita legenda di balik Festival Lentera?
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Alkisah pada zaman dahulu kala, ada seekor burung indah dari langit terbang ke bumi dan diburu oleh orang-orang desa. Kaisar Langit sangat marah karena burung tersebut merupakan favoritnya.
Akhirnya, Kaisar Langit memerintahkan untuk menghancurkan desa dan membunuh semua orang dengan badai api pada bulan itu, tepatnya di hari ke-15.
Putri Kaisar yang mendengar rencana balas dendam ayahnya, lalu memperingatkan penduduk desa agar mempersiapkan diri. Semua orang khawatir.
Saat penduduk desa tengah kebingungan, ada seorang yang bijak dan cerdas kebetulan melintasi desa tersebut. Dia menyarankan kepada penduduk agar menggantung lentera merah di sekitar rumah, menyalakan api unggun di jalan, meledakkan petasan yang terbuat dari bambu, dan membuat kembang api pada tanggal 14, 15, dan 16 pada bulan itu.
Dengan cara ini, Kaisar akan berpikir bahwa semua orang desa telah tewas dilalap api, sehingga penduduk desa dapat menyelamatkan nyawa dan harta benda mereka.
Pada malam ke-15, para pasukan turun dari langit dan melihat desa tersebut menyala seperti dilalap api. Mereka kembali ke surga untuk melaporkan berita tersebut kepada Kaisar Langit. Puas dengan berita tersebut, Kaisar Langit memutuskan untuk tidak membakar desa.
Sejak saat itu, orang-orang merayakan ulang tahun Lunar pada hari ke-15 dengan membawa lentera merah di jalan-jalan serta menyalakan petasan dan kembang api. (Ningtriasih/Chinesefortunecalendar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(ROS)