"Untuk memajukan pariwisata Banyuwangi tidak hanya melibatkan pemerintahan saja, tapi juga bekerja sama dengan komunitas dan masyarakat setempat. Penyelenggaraan Festival Jaranan Buto ini tidak hanya untuk mendongkrak sektor wisata, tetapi juga sekaligus untuk mewadahi dan menumbuhkan kreativitas rakyat Banyuwangi, maka dari itu, kami tunggu di Banyuwangi dan nikmati keindahan alam dan budaya kami,
ini acara yang sangat menarik," kata Azwar.
Azwar mengatakan, Tari Jaranan Buto adalah tari yang menggunakan properti kuda buatan. Menyaksikan kesenian ini sepintas mirip dengan kesenian Kuda Lumping, Jaran Kepang atau Tari Jathilan. Bedanya, properti kuda pada tarian Jaranan Buto yang digunakan tidaklah menyerupai bentuk kuda secara nyata, melainkan kuda tersebut berwajah raksasa atau Buto.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Begitu pula dengan para pemainnya yang juga menggunakan tata rias sadis dan menyeramkan layaknya seorang raksasa yang lengkap dengan muka merah bermata besar, bertaring tajam, berambut panjang dan gimbal. Bramuda menambahkan, bahwa grup yang terlibat bisa saja bertamabah sampai nanti hari Pelaksananan.
Seni Tari Jaranan Butho tahun 2017 akan dipentaskan mulai pukul 10.00 hingga pukul 17.00 WIB. Pada festival ini sudah 30 grup yang mendaftar. Satu grup biasanya terdiri dari 6-8 orang penari dengan 8-12 orang penabuh musik yang menari dengan menggunakan replika Kuda Kepang yang terbuat dari kulit lembu yang dipahat menyerupai karakter raksasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(DEV)