Pembatasan penggunaan gawai dan media sosial perlu kesadaran dan kedewasaan tiap individu. (Foto: Pexels.com)
Pembatasan penggunaan gawai dan media sosial perlu kesadaran dan kedewasaan tiap individu. (Foto: Pexels.com)

Kesadaran Diri Jadi Pembatasan Penggunaan Gawai bagi Remaja

Rona pembatasan penggunaan gawai
Dhaifurrakhman Abas • 31 Juli 2019 12:01
Gaung soal membatasi penggunaan gawai pada anak sering terdengar. Pada balita misalnya, badan kesehatan dunia (WHO) membatasi menatap layar gawai tidak lebih dari satu jam.
 

Jakarta: Pembatasan penggunaan gawai tujuanya agar anak terhindar dari paparan internet yang negatif. Pula, agar gawai tidak menghalangi kegiatan bergerak yang wajib dilakukan anak supaya perkembangan fisik dan motoriknya berkembang optimal.
 
Akan tetapi, apakah ada batasan penggunaan gawai bagi usia remaja dan dewasa muda? Pasalnya, usia tersebut merupakan periode yang seolah menjadi pembenar penggunaan gawai tanpa batas.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Pembatasan direkomendasikan mulai dari usia nol bulan sampai sekolah dasar. (Memasuki) usia remaja dan dewasa muda, agak sulit membatasi penggunaan gawai dan media sosial," kata psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana, dalam acara Marina Beauty Journey 2019 di Jakarta, Selasa 30 Juli 2019.
 
Vera mengatakan kategori remaja dan dewasa muda berkisar antara umur 18 hingga 22 tahun. Saat itu, kata dia, tidak lagi dibutuhkan pembatasan penggunaan gawai dan media sosial laiknya ketika masih anak-anak. Hal ini lantaran penggunaan gawai menjadi sebuah kewajaran untuk mendukung kehidupan sosial dan akademik.
 
"Misalnya penggunaan positif ini terkait pekerjaan atau kuliah," ujarnya.
 
Kesadaran Diri Jadi Pembatasan Penggunaan Gawai bagi Remaja
(Pembatasan penggunaan gawai dan media sosial perlu kesadaran dan kedewasaan tiap individu. Foto: Dok. Medcom.id/Dhaifurrakhman Abas)
 
Meski begitu, menurut Vera, pembatasan penggunaan gawai dan media sosial pada usia tersebut tetap perlu dilakukan. Hanya saja, pembatasan bukan lagi dihitung berdasarkan waktu penggunaan, melainkan kesadaran dan kedewasaan tiap individu.
 
"Jadi pembatasanya bergantung pada masing-masing individu," ujarnya.
 
Vera mengatakan, salah satu batasan yang bisa disadari, ketika penggunaan gawai mulai mengganggu aktivitas dan kewajaran. Dia mencontohkan, ketika gawai mulai mengganggu kualitas tidur, pola makan, maupun produktivitas pekerjaan.
 
"Jangan sampai penggunaan media sosial sampai ganggu waktu tidur ideal, tujuh sampai delapan jam. Selain itu ketika mengganggu pekerjaan," sambung Vera.
 
Dia juga menganjurkan seseorang segera membatasi gawai dan penggunaan media sosial ketika mulai dijadikan alat pembanding sosial terhadap orang lain.
 
Tak hanya menyita waktu, penggunaan media sosial berlebihan bisa mengakibatkan kepercayaan diri seseorang menjadi rendah.
 
"Contohnya ketika membuka media sosial tanpa tujuan jelas. Apalagi sampai mendewakan seseorang (di media sosial), bisa mengakibatkan self esteem rendah," beber dia.
 
Sebab itu, Vera menganjurkan setiap orang sadar dan bijak dalam menggunakan gawai beserta media sosial. Hal ini bisa dimulai dengan mematikan atau menjauhkan telepon genggam 30 menit sebelum tiba waktu tidur.
 
Pembatasan penggunaan media sosial dan gawai tampaknya dirasakan langsung Aulia Halimatussadiah. Penulis buku dan co-founder Storial.co, mengaku, pembatasan penggunaan media sosial yang tidak perlu membuatnya menjadi lebih positif menjalani hari dan produktif dalam bekerja.
 
"Efeknya memperbagus sef control dan I got a lot of things done," tandas Aulia.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif