Seperti dilansir dari Rd. com, berikut ini adalah beberapa motivasi yang bisa meningkatkan gairah olahraga Anda kembali:
1. Track memoriMenurut studi yang dipublikasikan dalam journal Memory, untuk membuat Anda bisa kembali berolahraga lagi Anda bisa mengingat kembali kenangan positif yang membantu Anda memotivasi diri Anda sendiri untuk berolahraga.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Peneliti di the University of New Hampshire mempelajari juga tentang sebuah grup yang tidak mengingat kembali kenangan positif. Delapan hari setelahnya, peneliti menemukan bahwa mereka yang mengingat kenangan positif mampu berolahraga kembali dibandingkan dengan mereka yang tidak mengingatnya. Jadi bangkitkan semangat yang positif pada diri Anda untuk bisa bangkit dan berolahraga lagi.
(Baca juga: Berenang, Olahraga Tepat Untuk Anak Obesitas)

2. Olahraga di luar ruang
Para peneliti di University of California San Diego, mempelajari mereka yang berolahraga di luar ruang mampu 50 persen berolahraga lebih lama dibandingkan dengan mereka yang berolahraga di dalam ruang. Dan mereka yang berolahraga di luar ruang mampu menambah waktu olahraga selama 30 menit dari waktu olahraganya dalam seminggu.
Juga ditemukan bahwa jika Anda berolahraga di luar ruang bisa membakar lemak tambahan di tubuh sebanyak 5 persen dibandingkan di dalam ruangan.
3. Menemukan teman baruHangout saat weekend bisa membantu Anda menemukan teman baru, dan sosialisasi serta bertemu teman baru, ini bisa melepaskan hormon kebahagiaan yang bernama "endorphin." Jadi metode ini bisa Anda aplikasikan dalam berolahraga.
Riset dalam the Royal Society journal Biology Letters menunjukkan, bahwa teman yang berolahraga bersama bisa membuat Anda merasa lebih baik dan berolahraga lebih baik lagi dibandingkan jika Anda sendiri. Dalam studi yang diterbitkan dalam the University of Oxford, peneliti memastikan endorphin diproduksi lebih banyak pada para pendayung dibandingkan mereka yang berolahraga sendiri. Dan temuan ini ditemukan juga pada mereka yang berolahraga bersama sebagai tim.
Hasil studi menemukan bahwa para partisipan memiliki toleransi pada rasa sakit secara signifikan setelah berolahraga secara grup, dibandingkan jika sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)
