"Ini artinya, setiap tahun terdapat 4 ribu kematian pada 5 juta kelahiran anak," ujar dr. Eni Gustina, MPH selaku Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, dalam temu media Menyambut Hari Ibu ke-81, di Jakarta, Rabu (20/12/2016).
Berbagai faktor memicu hal tersebut, antara lain anemia dan kekurangan energi kronik (KEK).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pada 2013, sebanyak 37 persen ibu hamil (bumil) mengalami anemia. Dari angka tersebut, 36,4 persennya di antaranya berada di perkotaan dan 37,8 persen lainnya di pedesaan.
Masih pada tahun yang sama, terjadi peningkatan bumil KEK sejak 2007.
"KEK terjadi karena kekurangan energi dalam jangka waktu yang panjang. Penyebabnya ada tiga kemungkinan yaitu faktor ekonomi atau kemiskinan, bumil memliki penyakit tertentu, biasanya tuberkulosis, dan faktor kebiasaan," tambahnya.
Faktor kebiasaan yang dimaksud adalah bumil membatasi asupan makanan karena tak ingin terlihat terlalu gemuk untuk tetap menjaga penampilan.
Penyakit seksual menular juga memengaruhi kesehatan bumil, terutama sifilis dan HIV. Terjadi penurunan jumlah bumil HIV sejak tahun 2013 hingga 2014 dari 3.135 jiwa menjadi 2.593 jiwa. Namun, hal sebaliknya terjadi pada penyakit sifilis, di mana terjadi lonjakan dari 264 menjadi 1.092 pada tahun 2014 dalam kurun waktu setahun.
AKI juga dipengaruhi oleh penyakit tidak menular. Salah satunya, penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung dan hipertensi, yang merenggut sekitar 30 persen nyawa bumil.
"Oleh karena itu, penting bagi bumil untuk konsumsi buah dan sayur yang mengandung kalsium. Kalau kurang kalsium, angka hipertensi bisa meningkat dan memicu terjadinya eklamsi," saran dr. Eni.
Eklamsi adalah keracunan saat kehamilan, sehingga saat proses persalinan, ibu bisa mengalami kejang dan dapat berujung pada kematian.
Video: Kenali dan Hindari HIV/AIDS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(DEV)