"Selain pemenuhan nutrisi, ibu dengan kehamilan risiko tinggi perlu mendapatkan dukungan secara mental dari orang-orang di sekitarnya," ujar Putu Andani, M.Psi., Psikolog, di HeArt Space Kuningan City Mall, Kuningan, Jakarta Selatan kepada Medcom.id.
Psikolog dari TigaGenerasi itu menyatakan bahwa hal tersebut tidak boleh disepelekan. Sebab, dalam kondisi hamil normal saja, ibu hamil sudah dihadapkan dengan berbagai tantangan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, ada perubahan psikologis seperti tingkat stres yang lebih tinggi. Kehamilan berisiko tinggi tentunya bisa melipatgandakan tingkat stres ibu dan memberikan dampak negatif pada diri ibu dan janin.
"Untuk mencegahnya, dibutuhkan cara penanggulangan stres yang tepat melalui dukungan support system yang dapat membantu ibu mengelola tekanan secara sehat. Mulai dari diri ibu sendiri, suami, serta keluarga dan teman dekat," paparnya.
.jpg)
(Stres saat hamil perlu ditanggulangi karena berpengaruh pada kehamilannya. Foto: Pexels.com)
Strategi tangani stres ibu hamil
Dimulai dari diri sendiri, ibu bisa mengenali mana masalah yang sumbernya ada di dalam kendali dan mana yang tidak. Apabila masalah tersebut berada di dalam kendalinya, ibu dapat melakukan strategi problem focus.Fokus tersebut merupakan penyelesaian masalah dan pencarian jalan keluar. Di antaranya, menghindari makanan yang bisa semakin membahayakan kehamilan risiko tinggi.
Sedangkan untuk masalah yang ada di luar kendali, strategi emotional focus dapat diterapkan. Ibu akan mengelola emosi seperti mencari distraksi dan membuka diri ke orang lain.
Selain menangani diri sendiri, dukungan suami dan orang terdekat sangat memengaruhi kondisi kehamilan si ibu. Bisa membantu meningkatkan kondisi kehamilan ibu agar ia tidak merasa sendirian saat menjalani kehamilan berisiko tinggi.
"Jangan sampai si ibu merasa kalau dia hanya berusaha sendiri. Harusnya ada pola pikir kalau hamilnya itu berdua, kasih dukungan penuh ke si ibu hamil," tuturnya.
Suami dan keluarga bisa menunjukkan perhatian dengan menomorsatukan gizi sang ibu dan mendukung ibu mengonsumsi nutrisi seimbang yang dibutuhkan selama masa kehamilan. "Dukungan lain juga bisa ditunjukan dengan membicarakan hal-hal menyenangkan," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)