Jakarta: Alergi pada anak sering kali terjadi dan mungkin tidak disadari orang tua. Namun, jika dibiarkan terus-menerus berisiko memperburuk pertumbuhan dan perkembangan si buah hati.
Maka demikian, perlu diketahui sejumlah fakta tentang alergi pada anak. Prof Dr dr Budi Setiabudiawan, SpA (K) menyatakan, alergi merupakan respons dari sistem kekebalan tubuh yang tidak normal dalam mengenali suatu bahan tertentu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Padahal, bahan tersebut sebenarnya tidak bahaya pada orang lain. Namun, pada orang tertentu yang berdekatan dan atau mengonsumsi bahan tersebut langsung menyebabkan gejala-gejala alergi.
Fakta lainnya, kasus alergi pada anak telah banyak terjadi. Berdasarkan data dari World Allergy Organization (WAO), pada 2013 kejadian alergi sebanyak 10-40 persen dari total populasi di dunia.
Sebanyak 7,5 persen di antaranya alergi susu sapi yang terjadi pada anak-anak. Di Indonesia dan Asia, susu sapi dinyatakan sebagai penyebab alergi kedua dari makanan. Sedangkan telur sebagai alergi utama.
"Gejala yang paling sering terjadi dalam alergi pada anak ada tiga, yakni asma, eksim, dan alergi makanan," ujar Prof Budi di Rumah Maroko, Menteng, Jakarta Pusat.
Konsultan Alergi dan Imunologi itu memaparkan, gejala lainnya terkait alergi yang terjadi pada anak terbagi menjadi tiga. Di antaranya pada kulit, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan.
"Pertama, terjadi di kulit yaitu di dermatitis atopik dan bengkak di kelopak mata atau bibir. Kedua, di saluran pernapasan, yaitu asma, hidung berair, bersin, batuk kronis," tuturnya.
Gejala yang terakhir, terjadi pada saluran pencernaan. Gejala ini terbilang mudah diketahui karena bisda dideteksi oleh orang tua atau orang dewasa.
Konsultan Alergi dan Imunologi itu memaparkan, gejala ketiga ini terjadi ketika anak mengalami muntah, diare, kolik, konstipasi, dan gagal tumbuh. Perhatikan juga ketika anak sulit menelan makanan dan sering membuang ludah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)