Melalui program “Uluran Pangan”, Komunitas Ketjilbergerak melakukan open donasi guna menggugah sisi kemanusiaan untuk berbagi. Usaha berikut yang dilakukan adalah bermitra dengan lembaga lain untuk mendistribusikan bantuan pangan kepada warga yang membutuhkan.
“Paket pangan batch 3 sudah kita distribusikan sebanyak 500 paket, yang berisi beras, kecap, sarden, minuman jus dan sari buah kemasan dan masker,” kata Invani Lela Herliana, satu dari dua Founder Komunitas Ketjilbergerak, Selasa, 12 Mei 2020.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Program “Uluran Pangan” sudah dimulai sejak 7 April 2020 lalu. Menurut Vani, program ini merupakan donasi terbuka sebagai wadah yang dilakukan dari warga untuk warga.
Terutama, dengan berbagi bahan pangan kepada warga yang mengandalkan upah harian, terpaksa keluar rumah untuk terus bekerja, ataupun yang tak bisa memenuhi kebutuhan harian karena pemutusan kerja.
.jpg)
(Paket Uluran Pangan dari Komunitas Ketjilbergerak didistribusikan ke 10 daerah di Yogyakarta. Foto: Dok. Yossi Grafitanto/Ketjilbergerak)
Bantuan 1000 paket untuk warga
Menurut Greg Sindana, Founder Komunitas Ketjilbergerak, paket pangan batch 3 didistribusikan sebanyak 500 paket ke 10 kampung. Kloter berikutnya juga jumlah paket yang sama untuk 10 kampung lainnya.“Distribusi paket pangan ini kita berkolaborasi bersama Rumah Dongeng Mentari, Amboja Farm, Omah Cikal, Taman Baca Project, dan Jaringan Pemuda Desa,” katanya.
Adapun daerah yang sudah didistribusikan 500 paket pangan adalah Sanggrahan, Gambiran, Gedongan, Warungboto, Tegalgendu, Gamping Kidul, Patangpuluhan, Nagan Lor, Juminahan, Jogonegaran. Tentu saja setelah berkoordinasi bersama RW, RT, PKK dan pemuda pengurus kampung.
Sebagian lagi dibagikan di jalanan kota Yogyakarta, dengan sasaran penerima paket adalah pengayuh becak, pemulung, pedagang kecil, pengemudi ojek, jasa parkir, pengamen dan sebagainya.
.jpg)
(Saling membantu meski jumlah anggota lapangan distribusi paket Uluran Pangan dari Komunitas Ketjilbergerak tak banyak. Foto: Arthurio Oktavianus)
Dapoerbergerak
Program “Uluran Pangan” sendiri merupakan aksi Komunitas Ketjilbergerak dalam bentuk awal “Dapoerbergerak”, yang mendistribusikan makanan sehat yang diolah anggota komunitas dan dibagikan kepada orang-orang yang menggantungkan hidup dari jalanan.“Di saat semua merasakan guncangan ekonomi dan menipisnya persediaan pangan seperti saat ini, yang pertama bisa kita lakukan adalah membagikan bahan pangan sebagai cara mengamankan pasokan pangan keluarga,” kata Vani.
Sehingga, bentuk makanan sehat sebagai aksi yang dijalankan Komunitas Ketjilbergerak berganti dengan paket uluran pangan, namun masih dalam program Dapoerbergerak. Tentunya, tanpa kehilangan nyawa makna utama program dalam membantu sesama yang membutuhkan.
Vani optimis melalui gotong-royong kita bisa bertahan dalam krisis di masa pandemi covid-19. Karena itu, open donasi juga masih terbuka bagi orang yang ingin turut serta membantu. Info lebih lengkap bisa dilihat di akun Instagram mereka di @dapoerbergerak.
“Semoga di bulan-bulan ke depan kita bisa berbuat sesuatu bersama untuk pelan-pelan membangun kembali kultur menanam masyarakat sebagai upaya ketahanan pangan yang lebih berkelanjutan,” harapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id(TIN)