Jakarta: Gangguan makan kerap tidak disadari oleh penderitanya. Padahal, ini merupakan penyakit yang menyebabkan orang makan berlebihan, membuat diri kelaparan, atau mengadopsi perilaku tidak sehat lainnya seputar makanan dan berat badan.
Tanpa perawatan yang tepat, dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Apalagi jika Anda membiarkannya tanpa melakukan perawatan apapun.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Gangguan berpengaruh pada pesta makan, anoreksia, dan bulimia. Bukan hanya kebiasaan buruk, gangguan tersebut juga mengganggu kehidupan sehari-hari.
Dilansir dari WebMD, gangguan pesta makan atau Binge Eating Disorder terjadi ketika makan berlebihan yang ekstrem. Orang yang berjuang dengan gangguan ini biasanya kelebihan berat badan atau obesitas, baik pada pria maupun wanita.
Berbeda dengan bulimia, penyakit ini tidak menyebabkan orang untuk membersihkan makanan yang dikonsumsi dengan cepat, atau berolahraga yang berlebihan. Pengidapnya akan terus melahap makanan yang diinginkannya.
Penyakit ini dapat berkembang pada usia berapa pun tetapi sering didiagnosis pada usia paruh baya. Bahayanya, gangguan makan ini dapat menyebabkan diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
Gejala, berbeda dari orang yang makan berlebihan dari waktu ke waktu. Orang-orang menggambarkan perasaan di luar kendali ketika mereka makan berlebihan, contohnya makan lebih cepat dari biasanya selama pesta.
Biasanya, makan sampai kenyang atau makan berlebihan saat tidak lapar. Banyak orang dengan gangguan pesta makan mengatakan bahwa stres, kecemasan, depresi, atau kebosanan dapat memicu pesta makan.
Sulit untuk berhenti makan, tapi juga merasa bersalah, malu, atau tertekan setelah pesta makan. Hal ini dapat menjadi lingkaran setan karena akan ada tekanan emosional yang kemudian menyebabkan lebih banyak pesta makan.
Rasa bersalah dan malu menyebabkan banyak orang dengan gangguan pesta makan menyembunyikan perilaku, yang dapat membuat lebih sulit untuk didiagnosis.
Perubahan berat badan ini tidak biasa bagi seseorang dengan gangguan pesta makan mengalami fluktuasi berat badan, karena upaya untuk diet antara episode pesta berlebihan. Tetapi sampai perilaku pesta makan terkendali, upaya penurunan berat badan tidak mungkin berhasil dalam jangka panjang.
Untuk mendiagnosa gangguan pesta makan, kenali dahulu tanda-tandanya. Salah satu tandanya adalah riwayat makan sebanyak-banyaknya setidaknya sekali seminggu selama tiga bulan terakhir. Diagnosis juga dapat mencakup pemeriksaan fisik dan diskusi tentang pola makan, riwayat medis, dan riwayat keluarga.
Pengobatan yang tepat bisa datang dari kombinasi pendekatan, yakni berbicara dengan terapis. Khususnya terapi perilaku kognitif, karena dapat membantu mengubah kebiasaan makan yang tidak sehat dan pola berpikir.
Pendidikan gizi, konseling keluarga, dan kelompok pendukung dapat memberikan bantuan lebih lanjut. Program penurunan berat badan juga dapat membantu mendapatkan kontrol jangka panjang atas gangguan makan ini. Jika depresi merupakan masalah utamanya, dokter Anda mungkin akan meresepkan obat anti-depresi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(YDH)