Delapan kriteria Eye Comfort antara lain tidak kedip, kurangnya silau, dimmable (kemampuan untuk mengubah terang lampu), tuneable (kemampuan mengubah temperatur warna), rendering warna (kemampuan untuk menampilkan warna yang dihasilkan dibandingkan sumber referensi warna, biasanya di bawah sinar matahari).
Ada juga efek stroboskopik (kemampuan untuk menghasilkan distorsi dalam persepsi gerak), keamanan fotobiologis (keamanan cahaya biru) dan tidak ada suara yang dapat didengar (tidak ada suara dari lampu yang dapat direkam atau diukur pada jarak satu meter di ruangan yang sunyi).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Di signify (Philips) kami berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan pencahayaan LED berkualitas tinggi. Kriteria Eye Comfort memungkinkan kami untuk memastikan bahwa kami menjawab kebutuhan konsumen," ujar Country Leader Signify Indonesia, Rami Hajjar di Jakarta, Kamis, 31 Oktober 2019.
"Kami percaya bahwa kualitas pencahayaan yang diterapkan baik di siang hari, ketika kita menghabiskan sebagian besar waktu beraktivitas di dalam ruangan dan di malam hari, sangat mempengaruhi kesehatan mata kita," lanjutnya.
Di tingkat dunia, penelitian signify menunjukkan, 86 persen responden percaya jika pencahayaan yang baik bermanfaat bagi kesehatan mata. Namun dalam menjaga kesehatan pribadi, 66.6 persen dari mereka tidak merawat mata mereka seperti seharusnya. Misalnya seperti mengecek mata secara rutin.
"Kebanyakan orang di Indonesia masih tidak menyadari pentingnya melakukan tes mata secara teratur, yang merupakan tindakan pencegahan untuk mengantisipasi pengelihatan yang buruk menjadi semakin parah. Kita menghabiskan sebagian besar waktu untuk beraktivitas di dalam ruangan meskipun ada sinar alami yang masuk jendela," ujar Ahli Bedah dan Reaktif Mata dari RSCM Kirana, dokter Tri Rahayu.
"Kita masih membutuhkan pencahayaan yang baik dan layak untuk mendukung pekerjaan dan tugas-tugas terakait visual. Mata kita tetap sehat sebagai bagian dari kesehatan kita secara keseluruhan merupakan hal yang sangat penting. Jika kita ingin memiliki angkatan kerja yang berkualitas, kita harus mulai dari kesehatan mata kita," lanjutnya.
Penelitian Signify juga menunjukkan bahwa 74 persen masyarakat Indonesia menghabiskan lebih dari delapan jam sehari di area dengan pencahayaan buatan. Jumlah yang lebih tinggi, 80 persen bahkan menyetujui bahwa pencahayaan buruk dalam ruangan dapat mempengaruhi mata mereka. Setengah dari konsumen Indonesia mengakui mengalami mata lelah dan hampir setengahnya mengalami penglihatan kabur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)