"Jadi kalau teman-temannya selfie maka dia akan melakukannya. Ini menyebar luas bukan hanya remaja tapi orang dewasa bahkan aparat dan pemerintah pun menganggap selfie sebagai hal lumrah," kata Poppy dalam Newsline, Rabu 26 April 2017.
Hanya saja, kata Poppy, selfie akan berubah wujud menjadi sesuatu yang mengerikan apabila dilakukan di luar norma. Misalnya, melakukan selfie di tempat-tempat ekstrem untuk mendapat perhatian orang lain.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Foto selfie biasa dianggap tidak menarik perhatian dan tidak memberikan kepuasan batin sehingga menginginkan sesuatu yang lebih ekstrem untuk menarik perhatian.
"Tujuannya semakin banyak perhatian orang kepuasan batinnya meningkat," kata Poppy.
Alasan sederhana seseorang menginginkan kepuasan batin dari selfi, kata Poppy, terjadi ketika tumbuh kembang seseorang tidak memiliki emosi atau rasa untuk diperhatikan. Hal ini kemudian dikaitkan lagi dengan bagaimana keluarga membentuk karakter seseorang dalam proses tumbuh kembang.
Hal lainnya, seseorang yang tertekan dan memiliki masalah terkait eksistensi juga disinyalir menjadi pemicu seseorang melakukan selfie ekstrem agar keberadaannya diakui.
"Jadi ketika memposting sesuatu yang beda, orang melihat dari gambar itu akan masuk dalam pikiran bawah sadarnya, visualnya. Ini yang kemudian diakses remaja di Indonesia bahkan seluruh dunia," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(MEL)