Sebuah studi menyebutkan bahwa depresi jangka panjang dapat mengubah otak. Oleh karena itu, pengobatan terhadap gangguan tersebut penting dilakukan. (Foto: Matt Lamers/Unsplash.com)
Sebuah studi menyebutkan bahwa depresi jangka panjang dapat mengubah otak. Oleh karena itu, pengobatan terhadap gangguan tersebut penting dilakukan. (Foto: Matt Lamers/Unsplash.com)

Studi: Depresi Jangka Panjang Dapat Memicu Alzheimer

Rona alzheimer
Sri Yanti Nainggolan • 28 Februari 2018 10:48
Jakarta: Sebuah studi menyebutkan bahwa depresi jangka panjang dapat mengubah otak. Oleh karena itu, pengobatan terhadap gangguan tersebut penting dilakukan.
 
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang depresi yang tak diobati dalam jangka panjang, lebih dari satu dekade, memiliki risiko peradangan otak lebih besar secara signifikan dibandingkan mereka yang mengalami depresi kurang dari 10 tahun tanpa perawatan. 
 
"Peradangan yang lebih besar di otak merupakan respons umum yang disertai dengan penyakit otak degeneratif karena gangguan tersebut terus berkembang, seperti penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson," kata penulis studi Jeff Meyer dari Center for Addiction and Mental Health di Ontario, Kanada.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Studi tersebut memberi bukti biologis pertama tentang depresi jangka panjang yang berdampak pada perubahan otak yang besar. Selain itu, tahap penyakit yang berbeda juga memerlukan terapi berbeda, yaitu untuk depresi tahap awal hingga penyakit Alzheimer. 
 
Studi yang dipublikasikan di jurnal The Lancet Psychiatry tersebut melibatkan sekelompok orang dengan depresi lebih dari 10 tahun, kelompok yang memiliki depresi kurang dari 10 tahun bersama, dan sekelompok orang yang tidak memiliki depresi sebagai kelompok pembanding.
 
Studi: Depresi Jangka Panjang Dapat Memicu Alzheimer
(Sebuah studi menyebutkan bahwa depresi jangka panjang dapat mengubah otak. Oleh karena itu, pengobatan terhadap gangguan tersebut penting dilakukan. Foto: Naomi August/Unsplash.com)
 
(Baca juga: Fakta-Fakta dari Penyakit Mematikan Alzheimer)
 
Peradangan otak, dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan jenis gambaran otak yang disebut positron emission tomography (PET).
 
Sel kekebalan otak yang dikenal sebagai mikroglia terlibat dalam respons peradangan normal otak seperti trauma atau cedera. Namun, peradangan juga bisa berkaitan dengan penyakit degeneratif lainnya dan juga depresi.
 
Ketika mikroglia diaktifkan, maka protein translokator (TSPO) semakin banyak dibuat. Pertanda peradangan tersebut dapat dilihat dengan menggunakan gambaran PET.
 
Para peneliti menemukan bahwa tingkat TSPO sekitar 30 persen lebih tinggi di daerah otak yang berbeda pada partisipan dengan depresi jangka panjang yang tidak diobati, dibandingkan dengan mereka yang memiliki periode depresi yang tidak diobati lebih pendek.
 
Kelompok dengan depresi jangka panjang juga ditemukan memiliki tingkat TSPO yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki depresi.
 

 

 



 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif