Data dari klinik anak RS Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2012 menunjukkan bahwa 31 persen dari pasien anak alergi terhadap putih telur dan 23,8 persen alergi susu sapi. Selain itu,
hingga 7,5 anak mengalami alergi susu sapi di Indonesia.
Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes menjelasakan bahwa alergi jenis ini terjadi karena respon sistem imun yang tidak normal terhadap protein susu sapi (whey dan kasein). Reaksi-reaksi ini dapat diperantarai IgE (antibodi E) atau non IgE.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Reaksi alergi yang diperantarai IgE cenderung memiliki manifestasi klinis yang lebih berat, memakan wakty lebih lama untuk sembuh tetapi leboh mudah untuk mendiagnosisnya,” ujarnya dalam Webinar dengan tema Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju : Tanggap Alergi di Masa Pandemi untuk Generasi Maju.
Gejala yang muncul antara lain:
- Ruam-ruam merah- Terganggunya sistem pernapasan seperti batuk dan bersin yang berulang
- Terganggunya sistem pencernaan misalnya sakit perut yang membuat anak menjadi rewel.
“Angka kejadian dari alergi susu sapi adalah 0,5 persen- 7,5 persen. Kejadian ini bisa berkurang dengan bertambahnya usia. Dan manifestasi terbanyak adalah pada dermatitis atopik atau eksim sebanyak 35 persen,” paparnya.
Menurutnya orang tua harus tahu memberikan alternatif apa bila anaknya memiliki alergi ini. Beberapa jenis susu formula yang bisa menjadi alternatif antara lain fromula terhidrilosis ekstensif, formula asam amino, dan formula kedelai.
“Di sini, peran orang tua khususnya bunda sangat penting untuk menangani kondisi anak yang alergi sapi, termasuk pemberian nutrisi alternatif yang tepat,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(YDH)