Jakarta: Indonesia masih memiliki beban Tuberkulosis (TBC) dan Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO) tertinggi ketiga di dunia. Fakta itu tidak serta merta menutup mata kita terhadap permasalahan penyakit ini.
Terlebih lagi, berdasarkan data Global TB Report 2019 ada 11 orang di Indonesia meninggal setiap 1 jam akibat TBC. Pada dasarnya, TBC & TBC RO dapat disembuhkan dan diatasi melalui pengobatan dan perawatan yang tepat, teratur, dan lengkap.
Penemuan kasus dan pengobatan secara tepat
Jakarta: Indonesia masih memiliki beban Tuberkulosis (TBC) dan Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO) tertinggi ketiga di dunia. Fakta itu tidak serta merta menutup mata kita terhadap permasalahan penyakit ini.
Terlebih lagi, berdasarkan data Global TB Report 2019 ada 11 orang di Indonesia meninggal setiap 1 jam akibat TBC. Pada dasarnya, TBC & TBC RO dapat disembuhkan dan diatasi melalui pengobatan dan perawatan yang tepat, teratur, dan lengkap.
Penemuan kasus dan pengobatan secara tepat penting ditingkatkan dalam upaya pengendalian TBC & TBC RO, agar penularannya dapat senantiasa dikendalikan dan peningkatan potensi timbulnya dapat ditanggulangi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Devy Yheanne, selaku Country Leader of Communication and Public Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia menyatakan, Tuberkulosis merupakan salah satu fokus utama kami dalam hal perbaikan kesehatan masyarakat (Public Health).
"Sebagai salah satu perusahaan perawatan kesehatan global, kami sadar bahwa industri juga memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung upaya pemerintah dalam mengakhiri TBC di Indonesia," ujar Devy.
Tantangan baru perangi TBC
Sementara hadirnya pandemi Covid-19 juga menjadi tantangan baru dalam upaya eliminasi TBC di Indonesia pada 2030. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo bertekad supaya penanganan TBC bisa dilakukan serupa dengan Covid-19, dan berfokus pada tindakan pencegahan.