Berikut penjelasannya oleh Psikolog Klinis, Reynitta Poerwito.,M.Psi dari rumah sakit Eka BSD Tangerang Serpong, Mitra School of Parenting dan Mitra Mother and Baby Indonesia
Jangan emosi
Ketika anak menangis, para orang tua jadi panik. Hal ini membuat mudah emosi. Pastikan Anda bisa mengendalikan emosi ini.“Pertama banget, jangan emosi. Ini susah, tapi kita harus dulu ambil napas untuk bisa menenangkan diri karena kalau kita emosi, yang ada mereka tambah kejer nangisnya. Kita hanya bisa menenangkan anak kita bila kita sendiri juga tenang. Jadi tarik napas dulu, tenangin dulu,” jelasnya dalam Roompi dengan Tema Sibling Rivalry : Menyikapi kecemburuan antar saudara kandung di Aplikasi Orami Parenting.
Tanya pada anak
Bertanyalah pada anak apa yang membuat mereka menangis. Ketika diajak bicara, mereka jadi fokus ke pembicaraan, bukan menangisnya.Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Aku akan bertanya kepada mereka ‘tolong ceritain mommy apa yang terjadi. Kenapa kamu menangis’ lalu ketika mereka ngomong dan masih menangis, aku akan pura-pura tidak ngerti ‘apa? gimana? kamu ngomongnya bisa tolong dijelasin dikit gak? coba tunggu. Mama tka bisa dengar karena kamu sambil nangis’. Lalu biasanya mereka akan berusaha untuk ngatur napas. Seperti itu terus sampai mereka bisa menjelaskan dan setelah itu lupa nangisnya mba,” ungkapnya.
Ikutan nangis bersama
Anda juga bisa ikutan menangis. Ini adalah salah satu cara untuk mengajarkan mereka. “Atau cara yang aku lihat di social media. Soal nangis bergantian. Bilang ke anak-anak, ‘kalau kalian nangis, mama juga mau ikutan nangis tapi kita bergantian ya. Kalau mommy nangis kalian harus diam. Kalau kakak nangis, adik dan mommy diam’. Lalu begitu selanjutnya,” jelasnya.“Intinya anak nangis itu bisa diam kalau di distract. Alihkan perhatiannya ke sesuatu yang membuat mereka jadi memperhatikan hal lain,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(YDH)