Reino Barack (Foto: Ksirpen/Medcom.id)
Reino Barack (Foto: Ksirpen/Medcom.id)

Reino Barack Kenang Kisah Duka Perjuangannya di Negeri Orang

Rona reino barack
Sunnaholomi Halakrispen • 20 Mei 2019 09:05
Jakarta: Tidak ada orang sukses yang mendapatkan kekayaan dan atau jabatan tinggi dalam waktu singkat. Reino Barack menekankan, butuh kisah duka atau perjuangan yang harus ia lalui.
 
"Saya berangkat ke Swiss sendiri cuma bawa satu koper dan satu gitar karena dulu lagi hobby gitaran. Saya satu minggu itu dikasih uang jajan Rp400-500 ribu," ujar Reino kepada Medcom.id di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat, Kedoya, Jakarta Barat.  
 
Jumlah uang tersebut sudah termasuk untuk biaya pulsa dan makan di luar asrama. Ia juga memanfaatkan uang itu untuk membeli baju ketika sobek dan untuk membeli deterjen.
 
"Uangnya pas-pasan. Beli mie instan saja harganya hampir Rp20 ribu. Memang Swiss negara yang mahal," imbuhnya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Pria berusia 34 tahun itu lebih memilih mengonsumsi makanan yang sesuai dengan uang di dalam dompetnya. Begitu juga ketika berpuasa di Swiss, terpenting baginya bisa sahur. Ia selalu percaya, ketika ada niat, pasti otak bisa berpikir jalan terbaik.
 
"Dalam keterbatasan itu saya menelepon orang tua minta kirimin makanan macam-macam. Ada mie instan, nasi instan, dan lain-lain," paparnya.
 
Pernah suatu ketika Reino berada pada kondisi tidak memiliki uang yang cukup ketika tinggal di Jepang. Bahkan, ketika merasa lapar.
 
"Saya kantongin satu koin dan sangat lapar. Saya pernah lapar dan yang nolongin saya itu kakak saya walaupun duitnya dia enggak banyak saat itu," kenangnya.
 
Kisah lain yang dialaminya, ia pernah menjadi pengantar surat atau tukang pos selama satu minggu. Dengan pakaian layaknya pelajar, yakni kemeja dan dasi.
 
"Ada orang yang nerima surat heran, kok yang ngirimin surat malah pakai dasi tidak seperti tukang pos. Mereka nanya saya siapa dan saya jelasin bahwa saya pelajar datang dari Indonesia jadi bisa dua bahasa," jelasnya.
 
Pada kesempatan perkenalan itu, Reino meminta informasi apabila ada kesempatan atau lowongan pekerjaan. Dari situ dia mendapatkan banyak tawaran pekerjaan.
 
Selama berjuang hidup sendiri di negeri orang dan memaksimalkan karier, ada hal-hal yang paling diingatnya. Salah satunya, pernyataan orang terdekatnya tentang filosofi hidup.
 
"Hidup itu ada banyak sisi. Berbicaralah setelah kamu ketahui semua sisi, karena orang selalu punya pandangan sendiri. Bisa saja kamu melihat satu box berwarna apa, tapi orang lain menyatakan warna lain karena sisi yang dilihat berbeda," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif