Reino Barack (Foto: Ksirpen/Medcom.id)
Reino Barack (Foto: Ksirpen/Medcom.id)

Cerita Reino Barack Puasa di Swiss hingga Sahur Bareng Syahrini

Rona reino barack
Sunnaholomi Halakrispen • 20 Mei 2019 22:15
Reino memaparkan bagaimana rasanya berpuasa bersama sang istri. Lalu, dia juga menceritakan bagaimana susahnya mencari menu sahur saat berada di Swiss.
 
Jakarta: Ramadan kali ini terasa berbeda bagi Reino Barack. Sebab untuk pertama kalinya, ia berpuasa dengan sang istri, Syahrini.
 
Reino pun memberikan kesannya kepada Medcom.id, bagaimana menjalani puasa untuk pertama kalinya dengan perempuan yang ia cintai.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Senang ada temannya karena sebelumnya kan saya sendiri. Buka puasa sendiri, segala sesuatunya sendiri, sekarang ada temannya pasti berbeda," ujar Reino kepada Medcom.id saat menghadiri buka puasa bersama di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat, Kedoya, Jakarta Barat.
 
Meskipun di tengah kesibukannya dan sang istri, pasangan yang baru menikah pada 27 Februari lalu selalu menyempatkan waktu bersama dengan sang istri saat menjalankan sahur.
 
"Biasanya sampai hari ini, di luar ia datang bulan saya pasti sholat taraweh sama-sama. Kadang sama keluarga, kadang berdua sama istri," tutur Reino.
 
Kondisinya kini dan dulu tentu berbeda. Menu makanan favoritnya selama ramadan adalah kurma dan kolak. Sedangkan dahulu, saat menetap di Swiss untuk menempuh pendidikan, Reino tidak bisa makan dengan mudah selama berpuasa.
 
"Selama di Swiss makannya yang instan, nasi instan, roti pakai keju, apel, air putih, ya asal isi perut saja," katanya.

Sulitnya Mencari Menu Sahur

Sekitar 13 tahun di Swiss, Reino mengalami kesulitan mencari menu makanan untuk sahur dan berbuka puasa. Sebab, pria berusia 34 tahun ini tinggal di asrama.
 
Ada waktu yang telah ditentukan untuk makan pagi, makan siang, dan makan malam. Makanan yang tersedia pun tebatas. Masa-masa puasa pun dijalani selama musim dingin dan menyebabkan waktu berbuka puasa yang jatuh pada pukul 5 sore.
 
"Jadi enggak ada tuh makan. Jadi harus mencari sendiri. Sama halnya dengan sahur yang buka (jual makanan) jam 3 pagi enggak ada. Dapur juga enggak buka. Tapi yang paling penting itu niat, bukan fasilitas," kenangnya.
 
Selain itu, hanya sedikit orang di dalam asrama ini yang menjalankan ibadah puasa. Jumlah orang yang tidur dalam satu kamar sebanyak empat hingga lima anak.
 
Reino pun merasa tidak enak jika sampai mengganggu kenyamanan istirahat temannya saat sahur. Sehingga ia pun memutuskan untuk sahur dengan makanan instan. Tapi ia bersyukur karena teman-temannya memahami posisi Reino yang menjalankan puasa.
 
"Yang mereka enggak ngerti itu salat. Saya diajak ngobrol dan saya cuekin. Setelah itu saya didorong. Akhirnya saya batalin salat saya dan saya jelasin kalau agama saya islam dan harus lima kali salat dalam sehari. Saya pun minta mereka paham kalau saya lagi nunduk pakai sajadah, berarti lagi salat," pungkasnya.
 
Iftar - Nasi Kebuli Iga Kambing

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif