Bermain di luar adalah hal yang diperlukan anak-anak. Ini memberikan berbagai keuntungan baik dari segi fisik maupun psikologis. (Ilustrasi/Pexels)
Bermain di luar adalah hal yang diperlukan anak-anak. Ini memberikan berbagai keuntungan baik dari segi fisik maupun psikologis. (Ilustrasi/Pexels)

Tips Mengajak Anak Bermain di Luar dengan Aman

Rona anak-anak
Kumara Anggita • 11 September 2020 11:04
Jakarta: Pandemi ini membuat semua dari kita jadi takut untuk keluar rumah. Padahal kegiatan di luar adalah hal yang penting untuk pertumbuhan anak. 
 
Namun, tak perlu khawatir karena hal ini masih bisa dilakukan dengan aman. Berikut tips mengajak anak bermain di luar dengan aman oleh  Psikolog Klinis Dewasa, Yulius Steven, M.Psi., Psikolog, dari Sahabat Kariib. 
 
Yulis menjelaskan bahwa bermain di luar adalah hal yang diperlukan anak-anak. Ini memberikan berbagai keuntungan baik dari segi fisik maupun psikologis. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Ini merangsang perkembangan fisiknya, merangsang perkembangan kognitif terutama kreativitas, sosial dan sebagainya. Dan anak juga bisa menstimulasi keterampilan motorik,” pungkasnya saat dihubungi Medcom.id
 
“Jadi kalau diminta untuk bermain di dalam saja, sebenarnya itu sangat bisa berpengaruh pada kurangnya stimulasi terhadap perkembangan anak. Dia jadi perkembangannya jadi tak optimal,” lanjutnya. 
 
Untungnya ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar anak tetap bisa bermain namun tetap aman seperti: 

Menerapkan protokol kesehatan

“Tetap pakai masker baik kita maupun anak kita. Menjaga jarak dengan orang lain setidaknya 1,5-2 meter. Kalau mereka bingung, contohkan saja sekitar 6 atau 7 kaki. Suruh anak berhitung 6 langkah. Jangan lupa bawa peralatan kesehatan seperti hand sanitizer atau semacamnya,” jelasnya. 

Awasi anak

Agar mereka terjauh dari kegiatan yang meningkatkan risiko penularan. Dibutuhkan orang dewasa untuk mengawasi mereka saat bermain. 
 
“Walaupun mama papanya tidak bisa mengawasi karena bekerja, setidaknya ada asisten rumah tangga atau baby sitter yang tetap menjaga anak. Terutama untuk anak yang usianya di bawah 7 tahun,” ujarnya. 

Hindari taman bermain

Taman bermain memang tampak menjadi pilihan menyenangkan namun ini harus dihindari karen risiko penularan besar di sini. “Ini karena taman bermain adalah salah satu tempat yang ramai,” jelasnya. 

Hindari bermain dengan peralatan-peralatan yang disentuh banyak orang

“Misalnya di taman bermain ada jungkat-jungkit, perosotan, ayunan dan masih banyak lagi. Ini karena bisa saja mainan tersebut menjadi media virus untuk menularkan,” katanya. 

Bermain di lapangan luas

Carilah tempat terbuka yang luas seperti lapangan di lingkungan Anda. Ini bisa menjadi tempat yang cukup aman untuk anak Anda bermain. 
 
“Kalau memungkinkan di lingkungan Anda ada lapangan yang luas, dimanfaatkan saja. Pilihlah jam-jam yang kira-kira anak-anak tidak banyak ngumpul. Di sini memungkinkan social distancing,” jelasnya. 
 
“Mainnya yang tidak pegang-pegangan. Bisa main lari-larian, petak umpet. Ini memungkinkan social distancing,” tambahnya. 

Manfaatkan halaman belakang

Dan lebih aman lagi bila Anda membuarkan anak Anda bermain di halaman belakang bila Anda memilikinya. Di sini mereka tetap bisa bereksplorasi namun dengan risiko yang rendah.
 
“Bila Anda memiliki halaman belakang di rumah, manfaatkanlah. Namun orang tua di sini perlu lebih kreatif dalam memberikan permainan baru ke anak. Misalnya orang tua bisa manfaatkan kayu di rumah, dipotong kecil agar anak bisa menyusunnya satu per satu. Atau bisa juga main bola di halaman dengan ayah atau ibunya,” ungkapnya.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(YDH)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif