"Kontributor gizi buruk atau gizi kurang itu banyak, salah satunya 1001 hari pertama bahkan sejak anak itu belum belum dilahirkan. Ini berkaitan sekali dengan pengetahuan ibu," katanya dalam Selamat Pagi Indonesia, Kamis 2 Maret 2017.
Tan Shot Yen mengatakan, tak hanya saat hamil, pengetahuan ibu tentang nutrisi juga menentukan status gizi anak setelah lahir. Kebanyakan saat hamil, ibu makan makanan yang tidak dibutuhkan dirinya atau bayi dalam kandungan dengan alasan 'ngidam'.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Ditambah lagi setelah lahir karena sanitasi yang buruk, ventilasi rumah tidak baik dan pengetahuan ibu yang tidak baik lalu anak ini mendapatkan nutrisi yang salah," katanya.
Salah memberi nutrisi, kata Tan Shot Yen, mengakibatkan berat badan anak turun dan tidak tumbuh dengan baik. Parahnya lagi, anak yang mengalami gizi buruk cenderung berpotensi terkena infeksi dan memperburuk kondisi kesehatan anak.
Saat anak menderita kurang gizi, daya tahan tubuhnya pun lemah dan rawan terinfeksi virus. Salah satu yang paling mengerikan adalah infeksi yang menyerang otak seperti meningitis dan menyebabkan anak menjadi kaku atau yang biasa disebut cerebral palsy.
"Kondisi paling parah itu kejang tapi bukan kejang demam biasa, melainkan karena infeksi otak. Permasalahnnya adalah pengetahuan ibu soal gizi itu minim sekali," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(MEL)
