Seorang remaja SMA di sebuah kawasan di Jakarta Selatan mengatakan bahwa orang tuanya memenjarakannya. Ia berkata, "Dipenjara gue, enggak boleh keluar," sambil berkelakar saat bertemu temannya di sebuah coffee shop.
Kira-kira mengapa anak remaja sulit sekali untuk mematuhi aturan walaupun mereka juga sudah tahu bahwa situasi ini sesungguhnya genting?
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dilansir dari Psychology Today, naluri alami seorang remaja adalah menolak otoritas orang tua dan menjadikan teman-teman mereka prioritas utama.
Mereka berada pada tahap perkembangan di mana mereka ingin mengetahui nilai-nilai mereka sendiri, cita-cita, dan mereka ingin terpisah dari orang tua mereka. Ini menjadi alasan mengapa beberapa dari mereka rambutnya suka dicat berwarna warni, pakai tato, bolos sekolah dn lain-lain.
Jadi, tidak mengejutkan bila Anda melihat foto-foto mereka bersenang-senang di luar tanpa peduli dengan pembatasan sosial.

(Dopamin di otak ini meningkat selama masa remaja dan sering mereka melakukan sesuatu tak menimbang risikonya. Foto: Pexels.com)
Efek dopamin
Jess Shatkin, psikiater anak lain menulis dalam bukunya "Born to Be Wild" memaparkan bahwa pada masa remaja, hit dopamin yang didapatkan terasa seperti hadiah. Oleh karena itu, sosialisasi dengan teman-teman membuat mereka lebih mungkin mengambil risiko.Dopamin di otak ini meningkat selama masa remaja dan dengan seperti itu mereka sering menimbang manfaatnya lebih berat dibandingkan konsekuensinya.
Aktivitas dopamin terjadi di korteks prefrontal, yang merupakan pusat komando otak. Penting untuk kontrol impuls dan mengatur emosi.
Ini lebih efisien di masa dewasa, karena orang dewasa sudah dapat memahami lebih banyak, lebih peduli tentang berita, dan rela menunda kesenangannya demi mempertimbangkan konsekuensinya.
Oleh karena itu, semakin sulit bagi seorang remaja untuk benar-benar mengerti mengapa mereka diminta untuk karantina. Mereka menginginkan serbuan dopamin dari interaksi sosial. Diminta untuk tinggal di rumah dan bermain permainan papan bersama orang tua mereka hanya membuat mereka merasa 'sangat payah'.
Inilah alasan mengapa mereka suka tak patuh. Ada pengaruh dopamin yang saat ini mereka sedang butuhkan. Tetaplah yakinkan mereka agar hati mereka mau tergerak melakukan karantina ini bersama. Dukungan orang tua untuk meyakinkan anak-anaknya diperlukan dan perlakukan mereka dengan tepat sehingga mereka dapat mengerti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)