Gempa ini menyebabkan para petani tidak bisa lagi menanam padi. “Dulu saya bisa menghasilkan padi sebanyak 9 ton, namun sejak gempa bumi yang terjadi saya tidak bisa lagi bertani karena irigasi air kami rusak. Saya mencoba bertani jagung namun hasilnya tidak bisa maksimal cuaca sangat panas dan banyak ulat tentara yang merusak tanaman,” ujar Krispian, Petani Jagung Desa Kalawara Kabupaten Sigi.
Hal ini mendorong Bayer untuk membantu pertanian wilayah Sigi dalam bentuk finansial senilai 2,3 miliar yang merupakan gabungan dari dana korporasi dan solidaritas karyawan Bayer di ASEAN, Mexico, dan Bassel (Swiss). Dalam pendistribusian bantuan, Bayer bermitra dengan Yayasan Mercy Corps Indonesia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
(Bayer bermitra dengan Yayasan Mercy Corps Indonesia memberikan bantuan cepat tanggap pada petani di Palu pascagempa. Foto: Dok. Medcom.id/Kumara Anggita)
Di tahap pertama Bayer telah memberikan bantuan cepat tanggap berupa pengadaan air bersih dan fasilitas sanitasi.
“Kita mendorong para petani untuk menanam jagung dengan penggunaan air yang minimal. Kita beri cara bertanam dan pompa air. Selain itu, kita memiliki staf lima orang untuk mendampingi semua fase (menanam jagung) sehingga hasilnya bisa dilihat hari ini bisa panen jagung hingga 7,9 ton per hektar, di atas produktivitas rata-rata nasional,” ujar Mohan Babu, Direktur Bayer Indonesia di Kabupaten Sigi, Palu, Sulawesi Tengah
Krispian pun melanjutkan, “Bantuan dan mesin pompa air untuk pengairan dan pendampingan ahli agronomi Bayer sangat bermanfaat bagi saya dan teman-teman sehingga kami bisa menerapkan praktik pertanian yang baik untuk tanaman jagun dan hortikultura, serta memperoleh penghasilan yang jauh lebih baik,” ujarnya.
Para petani di Sigi yang sebelumnya memproduksi padi, saat ini sudah beralih jadi menanam jagung. Walaupun awalnya terasa berat, namun tanpa disangka hasil menanam usaha ini membuahkan keuntungan yang bagus pula.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)