Seorang model menggunakan kalung dan cincin Choker di Hong Kong beberapa waktu lalu. Perhiasan ini diperkenalkan Angelina Jolie dalam film The Tourist. Foto: AP
Seorang model menggunakan kalung dan cincin Choker di Hong Kong beberapa waktu lalu. Perhiasan ini diperkenalkan Angelina Jolie dalam film The Tourist. Foto: AP

Tren Penampilan Megah Tergusur yang Elegan

Rona tren perhiasan
09 Januari 2015 09:06
medcom.id, Jakarta: Kalung, gelang, anting, dan cincin dengan desain yang atraktif terbaru berseliweran di panggung runway seluruh dunia sejak akhir tahun. Rangkaian produk yang tampil itu menggambarkan tren perhiasan yang akan populer di tahun ini.
 
Pengamat mode Sonny Muchlison menerangkan bahwa tren tersebut menekankan pada keaslian dari material utama yang digunakan. Artinya, jika perhiasan tersebut menggunakan unsur batu, batu yang dipilih ialah batu alam dan bukan imitasi.
 
“Yang diperhatikan adalah keaslian dan detailnya karena apresiasi manusia sekarang bukan lagi pada kemegahan penampilan, tetapi keeleganan yang ditunjukkan melalui penggunaan material yang asli,“ terangnya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Elemen lain yang tak kalah penting ialah unsur tradisi dari perhiasan yang dicari. Tradisi yang dimaksud tidak melulu soal desain, tetapi juga nilai kearifan lokal dari bahan dasar yang digunakan.
 
Misalnya, ketika seseorang memilih kalung dengan bandul berbahan batu, ia akan mencari tahu keunikan dari batu yang digunakan.“Arahnya akan lebih tren ke produk buatan tangan,“ imbuhnya.
 
Secara spesifik, Sonny menyebutkan model choker akan kembali mewarnai tren kalung di tahun ini. Modelnya yang melingkar menutupi leher itu cocok dikenakan dengan kerah rendah atau sedang, sedangkan kerah tinggi lebih cocok dipadukan dengan pakaian berkerah tinggi.
 
“Keberhasilan mengenakan aksesori itu ketika bisa mengalihkan dari kelemahan kamu. Kata kuncinya terletak pada keseimbangan,“ tuturnya.
 
Meski tak bisa mengenakan choker, pengguna hijab saat ini cenderung juga meminati model kalung pendek. Kalung tersebut umumnya berbahan logam yang didominasi kuningan dengan tambahan aksen rumbai-rumbai dari bulu atau bebatuan kecil. Aksen tersebut memberi kesan unsur gipsi.
 
Marketing dan PR Hijup.com Nenden Alifa Syahdazahra mengungkapkan bahwa kalung model pendek itu digemari karena dianggap pas untuk melengkapi gaya jilbab Turki yang sedang populer saat ini. Ciri khas gaya jilbab tersebut terletak pada ujung jilbab yang diikat ke belakang.
 
“Karena sekarang model jilbab yang lagi populer ya gaya Turki, tapi itu kembali ke gaya orang masing-masing. Kalau yang hijabnya lebih panjang, mereka justru bermain di bros,“ terang Nenden.
 
Empat kategori Secara garis besar, desain perhiasan 2015 akan didominasi empat kategori besar. Dikutip dari laman trendvisionforecasting.com, keempat kategori desain itu disebut abstrak minimalis, electro goth, avant garde exoticism, dan digital city. Benang merah dari kesemua gaya tersebut terletak pada modernisasi unsur tradisi masa lalu.
 
Contohnya, electro goth. Konsep desain dominan dengan gaya gotik yang kental dengan warna hitam dari abad ke-19 itu dikreasi ulang untuk konteks kekinian. Gaya itu pas untuk menyempurnakan tren riasan tahun ini yang juga cenderung bermain dengan warna-warna gelap. Ornamen bebatuan cukup kental untuk menghiasi aksesori.
 
Atau, gaya avant-garde exoticism. Bayangkan saja, gaya busana perempuan di masa Babilonia yang kental dengan penggunaan batu dan choker untuk menghiasi leher.
 
Warnanya kental dengan warna tanah yang dominan dengan warna oranye. Kesan utama yang ingin ditampilkan lewat konsep itu ialah sisi antik, yaitu ornamental yang memadukan budaya Timur dan Barat, sedangkan konsep abstrak minimalis lebih banyak bermain dengan elemen grafis yang modern. Gaya desainnya menonjolkan kesederhanaan dengan mengomposisikan unsur bentuk, warna, dan garis secara proporsional agar tidak terkesan mudah basi.
 
Terakhir ialah digital city yang terinspirasi dari kemajuan dunia digital di zaman sekarang. Desainnya lebih futuristis jika dibanding dengan tiga kategori di atas yang mengingatkan pada tren yang pernah terjadi pada pergantian milenium, meski tetap memasukkan sentuhan tradisi.
 
Modelnya lebih didominasi warna-warna perak dan abu-abu sebagai penggambaran dunia daring saat ini.Daya tarik Menurut Sonny, ada pergeseran pemaknaan perhiasan saat ini.Perhiasan bukan sekadar pelengkap penampilan, melainkan justru menjadi daya tarik utama dalam berpakaian. Seseorang bisa saja berpakaian yang kasual, tetapi terlihat luar biasa lewat pemilihan perhiasan yang dikenakan.
 
“Aksesori dulu hanya dianggap sebagai penambah penampilan, tapi sekarang di balik. Justru, aksesori jadi penentu utama bajunya yang lebih sederhana,“ tukasnya.
 
Hal itu juga berlaku bagi Marina, 26. Jurnalis sebuah majalah bisnis itu mengaku tak bisa lepas dari aksesori, terutama ketika menghadiri acara-acara spesial. Bahkan, ia menyediakan waktu untuk berbelanja aksesori yang sesuai dengan pakaian yang akan dikenakan.
 
“Bujet khusus per bulan enggak ada, tapi saya seringnya beli pas mau ada acara khusus. Kondangan, misalnya, biar bisa dicocokin dengan baju,“ sahutnya.
 
Perhiasan berbahan batu dan metal menjadi favoritnya. Soal warna, ia memilih pastel dengan ukuran yang tidak terlalu besar karena menyesuaikan dengan ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar.
 
Dari semua koleksi yang dimiliki, ia lebih banyak membeli gelang karena lebih bisa dipakai sehari-hari.
 
Ia menegaskan bahwa tren bukan jadi patokan utamanya saat membeli perhiasan. Tren hanya menjadi panduan, tetapi keputusan akhir kembali pada selera dan kebutuhan. “Enggak semua tren yang update itu kan cocok buat kita,“ pungkasnya. (Media Indonesia/S-1) 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIT)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif