Jakarta: Jelang Ramadan, ziarah kubur atau nyekar menjadi salah satu tradisi yang dilakukan oleh umat Islam di Indonesia. Tentunya, ziarah kubur tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada sejumlah adab yang hendaknya dijaga para peziarah. Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sudah menjadi tradisi bagi umat Islam untuk berziarah ke makam keluarga dan sanak saudara beberapa hari sebelum bulan suci Ramadan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan manusia tentang kematian serta mendoakan mereka yang sudah meninggal agar diampuni dosa-dosanya.
Dengan mengingat kematian, seseorang menjadi lebih hati-hati dalam menjalankan hidupnya dan tidak mudah terjebak dalam kehidupan yang buruk. Hali ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang disebutkan dalam hadis berikut:
“(Aku) aku melarang kalian berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah kalian ke kuburan, sesungguhnya ziarah kubur membuat kalian zuhud di dunia dan mengingatkan kalian pada akhirat.” (HR. Ibnu Majah)
Ziarah kubur tidak bisa dilakukan sembarangan. Peziarah harus menjaga perilakunya dan menaati adab yang ada selama berada di makam. Yuk, simak 4 adab yang harus dijaga ketika berziarah kubur!
Baca:Sambut Ramadan Warga Deli Serdang Gelar Tradisi Bersih Bersih Makam\ |
1.Ucapkan Salam
Ucapkanlah: Assalamu'alaìkum dara qaumìn mu'mìnîn wa atakum ma tu'adun ghadan mu'ajjalun, wa ìnna ìnsya-Allahu bìkum lahìqun.
Artinya: “Assalamualaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Allah yang sempat ditinggalkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian.”
Saat memasuki area kuburan, salam yang diucapkan juga bisa berbunyi:
Assalamu alaika dara qaumi mu’minin, wa inna insya Allahu bikum lahiqun’
Artinya: “Semoga keselamatan tertuju pada engkau wahai rumah perkumpulan orang-orang mukmin, sesungguhnya kami, jika Allah menghendaki akan menyusul kalian.”
2. Tidak Duduk di Atas Makam
Peziarah tidak boleh duduk atau menginjak makam. Adab ini berdasarkan sabda Rasulullah Saw:
“Janganlah kalian salat (memohon) pada kuburan, dan janganlah kalian duduk di atasnya.” (HR. Muslim).
3.Mendoakan Almarhum
Tetapkan niat untuk mendoakan orang yang sudah meninggal. Doa tersebut akan menjadi amalan bagi mereka sehingga kuburannya dilapangkan. Seperti yang dijelaskan dalam kitab Al-Adzkar.
“Imam Nawawi berkata dalam kitabnya, Al-Adzkar, ‘Para Ulama sepakat bahwa doa pada orang yang meninggal, bermanfaat dan sampai pada mereka‘ diriwayatkan dari Nabi Muhammad ? bahwa sesungguhnya beliau bersabda, ‘Tidak ada perumpamaan mayit di kuburnya kecuali seperti orang tenggelam yang ingin ditolong, mayit menunggu doa yang ditujukan padanya baik dari anaknya, saudaranya atapun temannya. Ketika doa itu telah tertuju padanya, maka doa itu lebih ia cintai daripada dunia dan seisinya” (Syekh Nawawi Al-Bantani, Nihayat al-Zain, hal. 281)
4. Tidak Melakukan Thawaf
Peziarah tidak boleh berkeliling di sekitar kuburan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Swt. Hal tersebut tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Peziarah juga tidak boleh meminta sesuatu pada kuburan, meskipun almarhum merupakan seorang Nabi atau wali. Karena perbuatan tersebut termasuk syirik.
5. Mawas Diri
Selain merenungkan bagaimana keadaan sanak keluarga atau teman-teman yang sudah meninggal lebih dulu, orang yang berziarah hendaknya juga merenungkan tentang kehidupan, kematian, dan waktu yang telah dijalani dirinya sendiri selama hidup.
(Fatha Annisa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (WAN)