Ada tujuh Alquran terunik yang dihimpun dari seluruh Indonesia mulai dari yang terbesar, terkecil, tertua, terberat, terindah, tertebal, hingga terkuno.
Chief Executive Officer (CEO) Pasaraya, Medina Latief mengatakan, acara ini digelar untuk mengajak para milenal memahami lebih dekat mengenai Alquran. Dia bilang, Alquran bukan hanya untuk dibaca, tetapi juga wajib dipahami maknanya dan dipraktikan dalam keseharian untuk membangun karakter yang kuat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Pasaraya terus berkembang dan mengikuti kebutuhan masyarakat, khususnya kaum milenial yang terus tumbuh di Indonesia. Ramadan menjadi momentum yang bagus untuk membangun karakter milenial melalui program seperti pameran AlQuran ini," kata Medina di Pasaraya Blok M, Jakarta Pusat, Senin, 28 Mei 2018.
Medina menjelaskan tujuh Alquran terunik itu yakni pertama, Alquran terbesar di Indonesia yang dinamakan Mushaf Wonosobo. Dia menyebut Alquran ini dipamerkan setiap harinya di Museum Bayt Alquran Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.
"Mushaf ini berukuran 2x3 meter dengan bobot 150 kilogram. Alquran ini ditulis tangan langsung oleh dua orang santri Pondok Pesantren Al-Asy'ariyah di Wonosobo, Jawa Tengah. Penulisannya diselesaikan selama kurang lebih 17 bulan, yakni dari 16 Oktober 1991 hingga 5 Februari 1993," ungkap Medina
Al-Quran kedua, lanjut Medina, yakni Mushaf Mini cetakan Istanbul Turki. Dia mengatakan, Mushaf ini ditulis oleh Sayid Muhammad Abdul Latif yang berasal dari Arab Saudi.
"Alquran ini diterbitkan pada 1401 Hijriah atau sekitar tahun 1980-an. Mushaf ini berukuran 1,7x2,3 cm. Ukuran teks 1x1,5 cm dan ketebalan 492 halaman. Jumlah teks per halamannya ada 16 baris. Mushaf terkecil koleksi Bayt Alquran ini merupakan Mushaf cetak abad ke-20 yang ditulis menggunakan jenis khat naskhi. Tanpa hiasan apa pun," terang Medina.

Alquran mini - Medcom.id/Siti Yona Hukmana.
Lalu ada Alquran tertua di dunia. Alquran ini berasal dari Masyhad Husaini. Mushaf ini ditulis pada akhir abad ke-1 atau awal abad ke-2 Hijriah.
Mushaf ini tanpa ada tanda titik dan tanda baca. "Ini diklaim sebagai satu dari tujuh salinan Mushaf yang dikeluarkan oleh Utsman bin Affan," ujar Medina.
Selain itu, ada Mushaf Istiqlal. Ini disebut Alquran terindah di Indonesia. "Indahnya karena memiliki 40 macam keragaman hias yang diambil dari motif tanah air. Keindahannya membuat pengerjaannya memakan waktu lama yakni mencapai empat tahun," jelas dia.
Selain itu, ada Mushaf terberat yang bernama Mushaf Marmer. Mushaf ini dibuat menggunakan marmer jenis white carrara.
Lalu, ada Mushaf Kuno-kunoan. "Mushaf ini menyerupai manuskrip Mushaf kuno, bila dilihat sekilas," ujarnya.
Terakhir, Mushaf Braille. Mushaf standar Indonesia ini merupakan edisi penyempurnaan yang diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI tahun 2012 dan 2013. Huruf arab braille berbentuk titik menonjol untuk membantu tunanetra dalam membaca Alquran.
"Titik menonjol untuk tiap kode huruf, harakat, dan tanda baca lainnya berbeda. Titik menonjol maksimal berjumlah enam titik. Adapun cara membaca Mushaf ini adalah dari kiri ke kanan (dengan menguasai pedoman khususnya)," jelas Medina.
Pantauan Medcom.id, selain pameran Alquran, Pasaraya Blok M juga menyuguhkan pameran kaligrafi. Ada berbagai jenis kaligrafi, yakni kaligrafi dekorasi, kaligrafi hiasan mushaf, kaligrafi naskah dan kaligragi kontemporer. Kaligrafi ini masing-masing berjumlah empat buah.

Alquran brlaille - Medcom.id/Siti Yona Hukmana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (REN)