Uniknya, semua tergantung pada kewarganegaraan tukang cukur. Harga akan berbeda di setiap tukang cukur yang berasal dari Turki, Maroko, Tunisia, dan Asia, banyak di antara mereka yang menerima pekerja part-time saat Lebaran.
"Satu-satunya cara bagi siapa saja yang hendak bercukur adalah harus membuat janji terlebih dulu. Kami tidak memprioritaskan pelanggan yang tidak membuat janji terlebih dulu," kata Saeed Mohammed, tukang cukur asal Maroko seperti dilansir Arab News, Rabu (30/7/2014).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pria di Arab Saudi membayar hingga SR50 atau setara dengan Rp150 ribu untuk potong rambut dan SR25 untuk perawatan jenggot selama Idul Fitri. Sementara di hari biasa, mereka hanya membayar SR15 atau setara dengan Rp45 ribu.
Selama Idul Fitri, tidak ada hukum yang membatasi para tukang cukur ini untuk menaikkan harga. Idul Fitri merupakan malam emas bagi tukang cukur, di mana mereka bisa beroperasi selama 24 jam. Hal ini pula lah yang membuat mereka membuka kesempatan bagi pekerja paruh waktu untuk bergabung selama Lebaran.
"Banyak pria setuju membayar jumlah yang dibutuhkan untuk perawatan. Yang tidak mau, saya tidak hawatir karena pasti akan ada orang lain yang mengambil tempat mereka," katanya.
Sementara itu, Direktur Media Center di Kota Jeddah, Sami Al Ghamdi mengatakan, kenaikan harga cukur ini tidak menjadi perhatian pemerintah kota. Sebab, di setiap toko memiliki faktor sendiri mengapa mereka menaikkan harga.
"Tidak ada harga tetap untuk layanan ini, harga terkait faktor seperti lokasi toko, alat-alat, keterampilan tukang cukur, pelayanan dan tentu saja reputasi. Semua toko memiliki daftar harga sendiri agar semua pelanggan bisa melihatnya," kata Al Ghamdi. (Arab News).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (AHL)