medcom.id Jakarta: Seorang pria setengah baya, memperhatikan gerak-gerik penumpang yang berada di Stasiun di kawasan Jakarta Pusat. Sesekali dia melemparkan senyum berharap penumpang yang baru turun dari kereta api, mau dibantu untuk mengangkut barangnya.
 
"Mau dibawain pak?," rayu Sayuti menawarkan jasanya kepada penumpang di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (1/8/2014).
 
Tolakan para penumpang tak membuat Sayuti patah arang. Dia tetap berkeliling menawarkan jasanya, kepada penumpang yang memadati Stasiun Gambir.
Pakaian seragam porter yang telah kusam, dengan dengan tas yang melingkari pinggangnya, serta topi yang menutupi rambutnya, selalu menemani aktivitasnya setiap hari.
 
Sayuti mengaku tinggal di Cicurug ini, memiliki enam orang anak, "Dua orang yang paling besar sudah nikah, sisanya masih sekolah," jelasnya.
 
Ia mengatakan pekerjaan sebagai seorang porter sudah ditekuni selama bertahun-tahun. Pekerjaan ini sudah menjadi mata pencahariannya selama bertahun-bertahun untuk memghidupi empat orang anaknya yang masih bersekolah. "allhamdulillah, kalau ramai begini ya bisa buat makan keluarga di rumah," ujarnya.
 
Ia mengatakan uang yang diperoleh seorang porter saat mudik lebaran bisa dibilang lumayan, jumlah uang yang didapatkan setiap harinya dapat digunakan untuk membeli sembako yang digunakan untuk makan sekeluarga. Sementara sebagian dari pendapatan tersebut dapat disisihkan untuk uang jajan empat orang anaknya yang masih bersekolah.
 
Saat ini waktu berkumpul dengan keluarga sedikit tersita, karena waktunya lebih banyak dilewati di Stasiun Gambir "Waktu yang dimiliki untuk di rumah, cuma satu hari satu malam," terangnya.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(YDH)